Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

PSBB Ketat Pekan Depan dapat Tentukan Momen Pemulihan Ekonomi    

M. Ilham Ramadhan Avisena
06/1/2021 21:34
PSBB Ketat Pekan Depan dapat Tentukan Momen Pemulihan Ekonomi    
Pekerja beraktivitas usai bekerja di kawasan Sudirman, Jakarta(Antara/Muhamamd Adimaja)

EKONOM dari Center of Reforms on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menuturkan, pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara ketat pada pekan depan dapat menentukan momen pemulihan ekonomi 2021.

"Pemerintah baru saja mengambil kebijakan PSBB ketat khususnya di pulau Jawa dan Bali namun kebijakan ini justru penting dalam menjaga asa proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk bisa tetap positif di tahun ini," ujarnya saat dihubungi.

Hanya kebijakan PSBB ketat itu perlu pula diikuti dengan peningkatan test, tracing, dan isolasi. Menurutnya, kebijakan PSBB tanpa tiga hal tersebut tidak akan berjalan optimal dalam menahan laju kenaikan kasus covid-19 yang eksponensial.

Hal tersebut, kata Yusuf akan berimbas pula pada pertumbuhan ekonomi yang digadang bakal tumbuh melejit setelah mengalami keterpurukan di 2020.

Pernyataan Yusuf itu berkaitan dengan proyeksi Bank Dunia yang dimuat dalam laporan Global Economic Prospect yang dirilis pada Selasa (5/1). Dalam laporan tersebut, Indonesia tetap diprediksi memiliki pertumbuhan sebesar 4,4% di 2020, tidak berubah dari proyeksi yang dirilis sebelumnya pada September 2020.

Baca juga : Kasus Covid-19 Cetak Rekor Lagi, Pengetatan PSBB Harus Serius

“Ini didasari pada peluncuran vaksin yang efektif pada triwulan pertama di 2021 baik di negara-negara besar, negara berkembang dan negara kecil,” tulis laporan tersebut yang dikutip pada Rabu (6/1).

Yusuf pun menyatakan sepakat, pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan Bank Dunia itu bisa terjadi asalkan vaksinasi dilakukan tepat waktu dan efektif. "Setidaknya di kuartal pertama proses distribusi sudah dilakukan sehingga dampaknya setidaknya akan terasa di kuartal kedua," jelasnya.

Sedangkan menurut CORE Indonesia, imbuh Yusuf, perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh di rentang 3% hingga 6%. Itu dilandasi dengan asumsi vaksin dilakukan di awal tahun, tidak ada gelombang kedua pandemi serta peningkatan penanganan kesehatan.

"Vaksin tidak bisa bekerja sendirian dalam hal ini. Di luar faktor vaksin atau kesehatan, kebijakan dalam mendorong pertumbuhan sektor esensial seperti industri manufaktur dan UMKM juga akan menentukan bisa tidaknya pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi yang disampaikan oleh Bank Dunia," pungkas Yusuf. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik