Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

January Effect Dibayangi Peningkatan Kasus Covid-19 dan Lockdown

Fetry Wuryasti
05/1/2021 10:49
January Effect Dibayangi Peningkatan Kasus Covid-19 dan Lockdown
Warga menonton pengumuman lockdown baru oleh PM Inggris Boris Johnson.(AFP/Paul ELLIS )

BURSA Wall Street AS membuka perdagangan tahun 2021 dengan aksi jual masif yang menyebabkan ketiga indeks utama melemah. Indeks Dow Jones ditutup 30.223,89 (-1,25%), Nasdaq ditutup 12.698,45 (-1,47%) dan S&P 500 ditutup 3.700,65 (-1,48%). Penurunan disebabkan oleh kasus Covid-19 yang terus meningkat secara global dan adanya aturan lockdown baru yang membuat investor menjadi cemas atas kinerja perusahaan.

Selain itu, investor di AS takut bila Partai Demokrat memenangkan senat, karena ada kemungkinan untuk meningkatkan pajak secara progresif bila Demokrat yang menduduki Senat.

"Bursa saham Asia dibuka melemah, setelah investor mendapat kabar bahwa Inggris kembali melakukan lockdown untuk menghindari penyebaran virus Covid-19 varian baru hingga bulan Maret 2021," kata Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper, Selasa (5/1).

Dari bursa domestik, setelah mencatat penguatan signifikan yang didukung perbaikan data-data ekonomi, ruang kenaikan IHSG cenderung menjadi lebih terbatas. Penguatan akan didukung oleh January Effect. Namun di sisi lain, pergerakan indeks masih dibayangi oleh kekhawatiran akan semakin tingginya kasus covid-19 di berbagai negara termasuk di Indonesia.

January Effect  merupakan fenomena tahunan yang terjadi pada pasar modal, yang mana harga saham-saham membukukan kinerja positif di bulan pertama.

"Untuk hari ini, pergerakan indeks acuan akan cenderung terkonsolidasi pada rentang 6.023-6.143," kata Head of Research NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar.

Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Desember 2020 sebesar 0,45% MoM. Angka ini lebih tinggi daripada inflasi pada bulan November 2020 yang sebesar 0,28% MoM.

baca juga: Menparkeraf dan Menhub Bahas Konektivitas 5 Destinasi Prioritas

Secara tahunan, inflasi Desember tercatat sebesar 1,68% YoY. Inflasi ini juga disokong oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,49% MoM dan memberi andil pada inflasi 0,38%. Inflasi Desember 2020 juga didorong oleh inflasi pada kelompok transportasi sebesar 0,46% MoM, dengan andil sebesar 0,06%. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya