Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
BURSA Wall Street AS membuka perdagangan tahun 2021 dengan aksi jual masif yang menyebabkan ketiga indeks utama melemah. Indeks Dow Jones ditutup 30.223,89 (-1,25%), Nasdaq ditutup 12.698,45 (-1,47%) dan S&P 500 ditutup 3.700,65 (-1,48%). Penurunan disebabkan oleh kasus Covid-19 yang terus meningkat secara global dan adanya aturan lockdown baru yang membuat investor menjadi cemas atas kinerja perusahaan.
Selain itu, investor di AS takut bila Partai Demokrat memenangkan senat, karena ada kemungkinan untuk meningkatkan pajak secara progresif bila Demokrat yang menduduki Senat.
"Bursa saham Asia dibuka melemah, setelah investor mendapat kabar bahwa Inggris kembali melakukan lockdown untuk menghindari penyebaran virus Covid-19 varian baru hingga bulan Maret 2021," kata Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper, Selasa (5/1).
Dari bursa domestik, setelah mencatat penguatan signifikan yang didukung perbaikan data-data ekonomi, ruang kenaikan IHSG cenderung menjadi lebih terbatas. Penguatan akan didukung oleh January Effect. Namun di sisi lain, pergerakan indeks masih dibayangi oleh kekhawatiran akan semakin tingginya kasus covid-19 di berbagai negara termasuk di Indonesia.
January Effect merupakan fenomena tahunan yang terjadi pada pasar modal, yang mana harga saham-saham membukukan kinerja positif di bulan pertama.
"Untuk hari ini, pergerakan indeks acuan akan cenderung terkonsolidasi pada rentang 6.023-6.143," kata Head of Research NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar.
Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Desember 2020 sebesar 0,45% MoM. Angka ini lebih tinggi daripada inflasi pada bulan November 2020 yang sebesar 0,28% MoM.
baca juga: Menparkeraf dan Menhub Bahas Konektivitas 5 Destinasi Prioritas
Secara tahunan, inflasi Desember tercatat sebesar 1,68% YoY. Inflasi ini juga disokong oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,49% MoM dan memberi andil pada inflasi 0,38%. Inflasi Desember 2020 juga didorong oleh inflasi pada kelompok transportasi sebesar 0,46% MoM, dengan andil sebesar 0,06%. (OL-3)
IHSG hari ini, Rabu 25 Juni 2025, berpeluang bergerak menguat. Sentimen utamanya tidak lain karena seiring meredanya konflik Iran vs Israel di kawasan Timur Tengah.
Konflik Iran-Israel berpotensi membawa dampak langsung ke pasar keuangan global, termasuk ke pasar saham Indonesia. Kemarin IHSG terkoreksi 1,74%
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 24 Juni 2025, dibuka menguat 91,75 poin atau 1,35% ke posisi 6.878,89.
SITUASI geopolitik yang memanas antara Iran dan Israel dinilai masih akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini.
KINERJA pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan perdagangan atau pada Senin-Jumat, 16–20 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Kamis, 19 Juni 2025, dibuka melemah 4,73 poin atau 0,07% ke posisi 7.103,06.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 17 Juni 2025, dibuka menguat 6,04 poin atau 0,08% ke level 7.161,89.
meningkatnya volatilitas di pasar global dalam beberapa hari terakhir. Sentimen investor saat ini dibayangi sikap kehati-hatian, di tengah masih tingginya ketegangan geopolitik
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved