Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tahu Tempe Alami Inflasi, BPS: tidak Pengaruhi Skala Nasional

M. Ilham Ramadhan Avisena
04/1/2021 17:20
Tahu Tempe Alami Inflasi, BPS: tidak Pengaruhi Skala Nasional
Pekerja mengangkat kedelai saat memproduksi tahu di wilayah Kelurahan Cilendek Barat, Bogor.(Antara/Arif Firmansyah)

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,06% pada komoditas tahu mentah dan 0,05% pada komoditas tempe pada Desember 2020. 

Namun, angka tersebut tidak berpengaruh signifikan pada tingkat inflasi nasional. "Pada Desember 2020 untuk komoditi tahu mentah inflasi 0,06%, sementara untuk tempe mengalami inflasi 0,05%," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Senin (4/1).

"Meski begitu, kedua komoditas tersebut memberikan andil yang sangat kecil terhadap inflasi nasional," jelasnya.

Baca juga: Inflasi RI Sepanjang 2020 Tercatat 1,68%

Berdasarkan data BPS, pada Desember 2020 terjadi inflasi sebesar 0,45%. Catatan itu naik dari bulan sebelumnya, yakni 0,28%. Sedangkan secara keseluruhan, tingkat inflasi 2020 berada di angka 1,68%.

Setianto mengungkapkan penyebab utama kenaikan inflasi pada akhir 2020 dipengaruhi inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau. Kelompok pengeluaran itu memberi andil sebesar 0,38% dengan tingkat inflasi sebesar 1,49%.

Bila dilihat secara keseluruhan pada 2020, emas perhiasan menjadi komoditas yang memberi andil terbesar pada tingkat inflasi, yakni 0,26%; cabai merah 0,16%; minyak goreng 0,10%; rokok kretek filter dan rokok kretek putih 0,09%; dan daging ayam ras 0,05%.

Baca juga: Kisruh Kedelai, Kementan Lakukan Pemantauan Khusus

Menyoal kenaikan harga tahu dan tempe, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo siap meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Apalagi kebutuhan kedelai setiap tahun didominasi produk impor.

Sebelumnya, Sahabat Perajin Tempe Pekalongan (SPTP) Pekalongan mengaku rugi akibat lonjakan harga kedelai impor. "Kelangkaan tempe tahu disebabkan bahan baku (kedelai) yang naik lebih dari 35 %. Jadi pengrajin selalu merugi, khususnya tempe setiap hari harus merugi," ujar Ketua SPTP Mua'limin saat dihubungi, Minggu (3/1).

Dia menuturkan awalnya harga kedelai di kisaran Rp6.000-7.000 per kilogram (kg). Namun saat ini, harga pangan tersebut menjadi Rp9.000-9.500 per kg. Perajin tahu dan tempe pun sulit mendapatkan bahan baku impor tersebut.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya