Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Inflasi RI Sepanjang 2020 Tercatat 1,68%

M. Ilham Ramadhan Avisena
04/1/2021 13:48
Inflasi RI Sepanjang 2020 Tercatat 1,68%
Pengunjung memilih batik yang dijual di Pasar Beringharjo, Yogyakarta.(Antara/Andreas Fitri)

BADAN Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi selama 2020 di level 1,68%. Sementara itu, tingkat inflasi pada Desember 2020 mencapai 0,45%, atau naik dari November sebesar 0,28%.

"Inflasi tahunan dan tahun kalender 2020 adalah 1,68%. Inflasi Desember 2020 yang sebesar 0,45% banyak dipengaruhi naiknya harga komoditas, seperti cabai merah, beras dan tarif angkutan udara," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers, Senin (4/1).

Angka inflasi di Desember sebesar 0,45% didapat dari hasil pemantauan yang dilakukan BPS di 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK). Tercatat, 87 kota mengalami inflasi dan 3 lainnya mengalami deflasi.

Baca juga: Berita Gembira, Rupiah Menguat Tajam hingga Ke Level Rp13.800-an

Kota Gunungsitoli mengalami inflasi tertinggi sebesar 1,87%. Adapun inflasi terendah terjadi di Tanjung Selor sebesar 0,05%. Sedangkan Kota Luwuk mengalami deflasi tertinggi, yakni minus 0,26% dan deflasi terendah terjadi di Kota Ambon sebesar minus 0,07%.

Setianto mengungkapkan tingkat inflasi pada tiga bulan terakhir 2020 menunjukkan tren positif. Tercatat pada Oktober terjadi inflasi sebesar 0,07%, atau membaik di November sebesar 0,28% dan meningkat di Desember menjadi 0,45%.

Apabila dibandingkan secara tahunan (yoy), terjadi peningkatan inflasi yang signifikan sejak Agustus 2020 sebesar 1,32%. Namun, membaiknya tingkat inflasi belum mencerminkan perbaikan daya beli masyarakat. Sebab, tingkat inflasi inti pada Desember 2020 tercatat hanya 0,05%, atau 1,60% secara tahunan.

Baca juga: Pemerintah Perpanjang Stimulus Listrik Hingga Maret 2021

"Inflasi inti dari Januari-Desember, terjadi peningkatan dari Oktober 0,04%, Desember 0,05%, meski November 0,06% lebih tinggi dari Desember. Tingkat inflasi inti secara yoy menunjukkan bahwa terjadi penurunan sejak Agustus 2020. Bahkan, Juli sebesar 2,07% dan menjadi 1,60% di Desember," jelas Setianto.

"(Untuk mengatakan daya beli pulih) Dari inflasi inti yang masih tercatat poisitif, meski inflasi inti ini menurun dalam beberapa bulan terakhir. Ini perlu dilengkapi dengan melihat tingkat konsumsi rumah tangga dan demand pasar. Namun kita berharap daya beli akan terus membaik," imbuhnya.

Lebih lanjut, dia menyampaikan tingkat inflasi inti berkontribusi pada inflasi Desember sebesar 0,03%. Inflasi harga bergejolak (volatile price) tercatat 2,17% dan memberi andil sebesar 0,37%. Serta, harga harga yang diatur pemerintah (administered price) sebesar 0,35% dan memberi andil sebesar 0,06%.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya