Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kisruh Kedelai, Kementan Lakukan Pemantauan Khusus

Insi Nantika Jelita
04/1/2021 10:55
Kisruh Kedelai, Kementan Lakukan Pemantauan Khusus
Pelaku usaha tahu tempe ancam mogok karena harga kedelai meroket(Antara/Didik Suhartono)

KEMENTERIAN  Pertanian (Kementan) melakukan pemantauan khusus perihal kenaikan harga kedelai belakangan ini. Seperti diketahui, para pengrajin tahu tempe sempat melakukan mogok kerja karena lonjakan bahan pangan tersebut.

"Melihat gejolak harga kedelai saat ini, dimasukkan pemantauan khusus kedelai," ujar Kepala Bidang Harga Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementan Inti Pertiwi kepada Media Indonesia, Senin (4/1).

Inti menjelaskan, pemantauan untuk prognosa ketersediaan kedelai tersebut dilakukan dari berbagai aspek. Seperti pemantauan produksi kedelai dalam negeri, impor kedelai, kebutuhan konsumsi dan stok kedelai itu sendiri.

"Ditjen tanaman pangan seharusnya sudah mulai bergerak untuk melakukan pemantauan," jelas Inti

Hari ini pukul 08.00 WIB, Kementan melakukan rapat kerja dengan Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) soal ketersediaan kedelai dalam negeri untuk kebutuhan bahan baku tempe dan tahu.

Ketua Sahabat Perajin Tempe Pekalongan (SPTP) Pekalongan Mua'limin mengaku merasa rugi akibat lonjakan harga kedelai impor. Dia menuturkan, semula harga kedelai dikisaran Rp6.000 hingga Rp7.000 per kilogram. Namun saat ini, harga pangan tersebut menjadi Rp9.000 hingga Rp9.500 per kilogram

"Kelangkaan tempe tahu disebabkan karena bahan baku (kedelai) yang naik lebih dari 35 %. Jadi pengrajin selalu merugi, khususnya tempe setiap hari harus merugi," terang Mua'limin.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Suhanto mengungkapkan, kenaikan harga kedelai sudah merambah di beberapa daerah Pulau Jawa. Pihaknya meminta agar produsen dan pengrajin tahu tempe untuk tidak berhenti memproduksi makanan tersebut.

"Memang sudah merambah ke beberapa daerah. Kami informasikan kepada pengrajin untuk jangan berhenti produksi. Menyesuaikan harga boleh saja tanpa memberatkan konsumen, mengingat tahu tempe makanan favorit," pungkasnya. (Ins)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya