Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kemendag Pastikan Tahu dan Tempe Sudah Diproduksi Lagi

Insi Nantika Jelita
04/1/2021 10:09
Kemendag Pastikan Tahu dan Tempe Sudah Diproduksi Lagi
Pekerja memproduksi tempe di Bekasi, Jawa Barat,.(ANTARA/Fakhri Hermansyah)

SEKRETARIS Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Suhanto mengungkapkan para pengrajin sudah kembali memproduksi tahu dan tempe. Pihaknya sudah bertemu dengan Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) dan pengrajin untuk memastikan hal tersebut.

Pasalnya, tiga hari lalu, para pengrajin tahu-tempe mengambil langkah mogok produksi karena melonjaknya harga kedelai akibat kondisi global.

"Kami melakukan pertemuan dengan pelaku pengrajin dan anggota Gakoptindo. Alhamdulillah, para pengrajin sepakat mulai memproduksi lagi. Hari ini sudah mulai," ungkap Suhanto kepada Media Indonesia, Senin (4/1).

Baca juga: Harga Kedelai Melambung, Pengrajin Tempe Merugi

Suhanto meminta agar pengrajin dan produsen tahu tempe tidak menyetop produksi kembali lantaran merugikan banyak pihak.

Dia menyebut, kenaikan harga kedelai bukan atas kehendak pemerintah. Melainkan karena adanya permintaan yang tinggi oleh Tiongkok ke Amerika Serikat (AS) di tengah pandemi, yang berimbas pada negara lain termasuk Indonesia.

"Kami memberitahukan kepada masyarakat bahwa ini karena kondisi global yang harus kita terima. Memang, produksi dalam negeri belum mencukupi, sebagian besar masih impor, makanya terimbas harga (kedelai)," terang Suhanto.

Dia menjelaskan, pada Desember 2020, harga kedelai dunia tercatat sebesar US$12,95/bushels, naik 9% dari bulan sebelumnya yang tercatat US$11,92/bushels.

Lalu, berdasarkan data The Food and Agriculture Organization (FAO) juga menyebut, harga rata-rata kedelai pada Desember 2020 tercatat sebesar US$461/ton, naik 6% dibanding bulan sebelumnya yang tercatat US$435/ton.

"Kami berharap jangan sampai barang tidak ada. Kalau sampai berhenti semua rugi, pengrajin rugi, pegawainya rugi, konsumen rugi. Kalau harganya naik ya disesuaikan oleh pengrajin, jangan yang tidak wajar," tutur Suhanto.

Ketua Sahabat Perajin Tempe Pekalongan (SPTP) Pekalongan Mua'limin membenarkan pihaknya sudah memulai produksi tempe kembali. Harga jual pun naik hingga 15%.

"Betul, hari ini, mulai aktivitas jualan seperti biasa. Harga tempe yang tadinya Rp5.000 menjadi Rp6.000 lebih," pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya