Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Di Tengah Pandemi, Pendapatan PT SKL Masih Cukup Baik

Mediaindonesia.com
03/12/2020 20:12
Di Tengah Pandemi, Pendapatan PT SKL Masih Cukup Baik
Lokasi perusahaan milik PT Satyamitra Kemas Lestari (Tbk).(Ist)

PANDEMI Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 di Indonesia secara umum berdampak terhadap terhambatnya kegiatan operasional hampir seluruh perusahaan, tak terkecuali PT Satyamitra Kemas Lestari (Tbk) atau PT SKL. Pemerintah pun memandang pentingnya pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pemberlakuan PSBB, menyebabkan tingkat konsumsi masyarakat menurun tajam dan pertumbuhan ekonomi  anjlok. PSBB pun terus diperpanjang dan berdampak pada melambatnya kegiatan operasional Perseroan dan proses produksi.

Di sisi lain, para pelanggan juga menghadapi masalah yang sama bahkan sebagian pelanggan menutup kegiatan usaha mereka.

Masalah dan hambatan yang terjadi tersebut menyebabkan turunnya perolehan pendapatan, cahsflow pun terganggu. Sepanjang Januari-Juni 2020, penjualan PT Satyamitra Kemas Lestari (SKL) hanya mencapai Rp832,47 miliar (60.017 ton), turun sedikit jika dibandingkan pada periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp918,69 miliar (60.437 ton).

Laba sebelum pajak perseroan mengalami lonjakan tajam menjadi Rp20,140 miliar sepanjang periode Januari-Juni 2020, dibandingkan Rp765,35 juta yang diperoleh pada periode yang sama tahun 2019.

Perseroan memperkirakan penjualan pada Semester II-2020 akan naik sedikit menjadi Rp850 miliar (62.000 ton) dari Rp832,47 miliar (60.437 ton). Sehingga penjualan selama tahun 2020 diproyeksikan akan mencapai Rp1,68 triliun.

Pada bulan Juli 2019, perseroan menjual saham kepada masyarakat sebanyak 650 juta saham dan memperoleh dana sekitar Rp125,45 miliar. 

Setelah dikurangi dengan biaya emisi dan biaya lainnya, perseroan telah menggunakan dana tersebut sebesar 40% atau Rp48,43 miliar untuk membeli persediaan bahan baku kertas dan penyelesaian implementasi sistem SAP, sebanyak 30% atau Rp36,32 miliar untuk pelunasan sebagian utang dan sisanya 30% atau Rp36,32 miliar untuk pembelian mesin dan lokasi baru.

Pada 23 September 2020, perseroan  telah menggunakan laba bersih tahun 2019 untuk pembagian dividen sebesar Rp17.000.000.025 atau 83,58% dari total laba bersih atau Rp5 per saham.

Perseroan juga menggunakan sebagian laba bersih yaitu 4,92% atau Rp1.000.000.000 sebagai dana cadangan umum dan 11,50% dari keuntungan sisanya atau Rp2.340.119.432 digunakan sebagai laba ditahan.

Prospek 2021

Pada tahun 2021, pemerintah telah menunjuk empat sektor industri sebagai prioritas bagi revolusi Industri 4.0. Keempat sektor itu adalah sektor makanan dan minuman, sektor tekstil dan busana, sektor otomotif dan sektor biokimia serta sektor elektronik.

Pemerintah telah memfokuskan masing-masing sektor menjadi kekuatan besar bagi industri nasional. Sektor makanan dan minuman (mamin) akan menjadi fokus pemerintah sebagai kekuatan besar bagi Indonesia di kancah Asean.

Pemerintah juga akan memfokuskan sektor tekstil dan busana yang selama ini menyumbang 60% terhadap PDB manufaktur, menjadi produsen functional clothing terkemuka. Demikian sektor otomotif yang menyumbang 65% terhadap ekspor manufaktur dan sektor biokimia serta elektronik yang telah menyerap 60% pekerja sektor manufaktur.

Sektor industri  tersebut adalah sektor potensial yang selama ini menjadi pasar bagi produk perseroan. Belum lagi  dukungan dari pertumbuhan kelas menengah di tahun-tahun mendatang juga akan memperkuat pasar bagi produk perseroan.

Sehingga prospek perseroan di masa mendatang akan berjalan seiring dengan pertumbuhan sektor-sektor tersebut di atas. Industri kemasan yang menjadi produk perseroan, akan memiliki peranan penting bagi sektor-sektor tersebut.

Sebab produk kemasan akan menjadi daya saing suatu produk terutama untuk produk-produk yang dikonsumsi langsung oleh masyarakat (consumer goods) dan produk ritel. (RO/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya