Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

BI: Kuartal III Jadi Titik Balik Perbaikan Ekonomi Global

Despian Nurhidayat
12/11/2020 14:21
BI: Kuartal III Jadi Titik Balik Perbaikan Ekonomi Global
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat bersiap memberikan keterangan pers.(Antara/Aprillio Akbar)

GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai perekonomian global pada kuartal III 2020 mulai membaik.

Akan tetapi, ekonomi global pada tahun ini diperkirakan terkontraksi 3,8% akibat pandemi covid-19.

"Beberapa perbaikan ekonomi tercatat di Tiongkok dan Amerika Serikat. Terutama karena besarnya stimulus fiskal dan moneter. Khususnya di Tiongkok dengan meredanya (kasus)covid-19,” ujar Perry dalam rapat kerja di Komisi XI DPR RI, Kamis (12/11).

Baca juga: Indonesia Dapat Pinjaman dari Australia Hingga Rp15 Triliun

“Beberapa indikator mobilitas masyarakat di beberapa negara mulai membaik. Khususnya sejak kuartal III 2020 dan akan berlanjut ke kuartal IV 2020," imbuhnya.

Menurut Perry, pola pemulihan ekonomi setiap negara memiliki perbedaan. Kondisi itu juga dipengaruhi upaya penanganan covid-19, stimulus moneter, kebijakan fiskal dan pergerakan usaha.

Menurutnya, ekonomi Tiongkok kemungkinan besar pulih lebih awal. Bahkan, perekonomian Negeri Tirai Bambu akan meningkat pada kuartal IV 2020. Demikian pula dengan ekonomi negara emerging market dan negara maju, yang diprediksi membaik pada 2021.

Baca juga: Jaga Nilai Tukar, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan

"Volume perdagangan dan komoditas akan meningkat di pasar keuangan global. Ketidakpastian mulai menurun, meski masih tetap tinggi karena berbagai faktor. Seperti dari geopolitik dan risiko second wave covid-19," terang Perry.

Perry menambahkan bahwa indiaktor premi risiko juga diperkirakan turun, khususnya pada November 2020. Hal ini membawa beberapa perbaikan pada ekonomi global.

"Perbaikan terlihat dari aliran portofolio asing ke emerging market, harga obligasi, saham dan tekanan terhadap negara berkembang, termasuk Indonesia, yang sedikit mereda. Meski ketidakpastiannya masih berlanjut," pungkasnya.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik