Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Rupiah Menguat di Level Rp14,250 per USD

Insi Nantika Jelita
06/11/2020 14:55
Rupiah Menguat di Level Rp14,250 per USD
Ilustrasi(Antara)

BANK Indonesia (BI) melaporkan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik dari 2-5 November 2020. Nilai tukar rupiah menguat berada di level (bid) Rp14.250 per USD. Pasalnya, pada akhir penutupan Kamis, 5 November 2020, rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.370 per USD.

Sementara itu, yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun satbil ke level 6,54%, DXY melemah ke level 92,53 dan Yield UST (US Treasury) 10 tahun turun ke level 0,763%.

"Jumat (6/11), rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.250 per USD dan Yield SBN 10 tahun stabil dari 6,39 menjadi 7,54%," ungkap Kepala Departemen Komunikasi Onny Widjanarko dari keterangan resmi, Jumat (6/11)

Onny juga mengungkapkan, aliran modal asing minggu pertama November 2020 mengalami penurunan. Hal tersebut terlihat dari premi CDS (Credit Default Swaps) Indonesia 5 tahun turun di 82,64 bps per 5 November 2020 dari 97,96 bps per 30 Oktober 2020.

"Berdasarkan data transaksi 2-5 November 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp3,81 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp3,87 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp0,06 triliun," jelas Onny.

Baca juga: Perubahan Porsi Negara Di Pelabuhan Marunda Rugikan Negara

Sementara itu, Berdasarkan data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp161,24 triliun.

Bank Indonesia, ungkap Onny, akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

Untuk data Inflasi, BI melaporkan berada pada level yang rendah dan terkendali. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu I November 2020, perkembangan harga pada bulan November 2020 diperkirakan inflasi sebesar 0,18% month-to-month (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi November 2020 secara tahun kalender sebesar 1,14% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,50% (yoy).

Disebutkan, penyumbang utama inflasi yaitu daging ayam ras sebesar 0,08% (mtm), cabai merah sebesar 0,03% (mtm), telur ayam ras dan bawang merah masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta cabai rawit dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas tarif angkutan udara sebesar -0.02% (mtm) dan emas perhiasan sebesar -0,01% (mtm). (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik