Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Staf Khusus Menkeu: Resesi bukan Akhir Segalanya

Rifaldi Putra Irianto
02/11/2020 22:41
Staf Khusus Menkeu: Resesi bukan Akhir Segalanya
Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo(DOK MI)

INDONESIA diproyeksikan akan bernasib sama dengan kebanyakan negara di dunia yang menderita akibat Covid-19 yakni jatuh ke dalam resesi. Indonesia sudah mengalami kontraksi PDB pada kuartal II-2020 sebesar  minus 5,32%, dan kemungkinan besar kontraksi kembali akan terjadi pada kuartal III-2020. Senin (2/11) Presiden Joko Widodo memperkirakan kontraksi pada kuartal III-2020 akan mencapai minus 3%.

Kendati demikian Presiden menjelaskan pertumbuhan ekonomi kuartal III dalam tren positif karena lebih baik dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya. Selain itu Presiden juga mengklaim bahwa kondisi Indonesia lebih baik dibandingkan dengan negara lain.

Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo dalam siaran daring Journalist On Duty bersama Media Indonesia menyampaikan bahwa semua pihak baik masyarakat, pelaku usaha, hingga pemerintah tidak boleh melihat resesi sebagai akhir dari segalanya.

"Pertama resesi ini bukan akhir segalanya, resesi atau tidak resesi bukan merupakan persoalan yang besar jika kita melihat ini sebagai momentum dan opportunity. Kita harus yakin bahwa kita bisa bangkit," ucap Yustinus, Senin, (2/11).

"Kita harus menjadikan momen resesi ini untuk membuka peluang dan memanfaatkan supaya kita bisa bangkit dan lebih baik," imbuhnya.

Yustinus menyebutkan untuk dapat bangkit menghadapi resesi Pemerintah tentunya tidak dapat melakukannya sendiri. Melalu program bantuan sosial dan juga mendorong UKM dengan sejumlah gerakan seperti gerakan bangga buatan Indonesia, ia berharap dapat memperbaiki keadaan saat ini.

"Akibat pandemi ini, terungkap suatu fakta bahwa Indonesia itu merupakan negara terbaik yang warganya dermawan. Ini merupakan sebuah modal yang bagus karena ada mekanisme self defence dari masyarakat untuk saling tolong-menolong dan bergotong-royong," terangnya.

Ditanya terkait prediksi pemerintah terkait pertumbuhan di kuartal IV-2020, Yustinus mengungkapkan kemungkinan terburuk masih berada di zona negatif. "Pemerintah memprediksi kemungkinan terburuk sepanjang 2020 Indonesia masih berada di zona negatif atau kemungkinan mendekati angka 0 atau di sekitar angka 0," ungkapnya.

Di sisi lain peneliti The Institute Center For Public Research, Rifki Fadilah meminta seluruh pihak tidak memandang resesi dengan panik. Karena menurutnya itu akan berakibat fatal nantinya.

"Kalau panik, kita dapat melakukan dua hal yang merugikan yaitu melakukan panic buying yang artinya menghabiskan stock dan kedua stop consumption karena ketakutan yang tidak memiliki pendapatan di masa depan," tuturnya. (R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya