Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

BI Pertahankan Suku Bunga, Ekonom: Harus Didukung Stimulus Fiskal

Despian Nurhidayat
18/9/2020 15:10
BI Pertahankan Suku Bunga, Ekonom: Harus Didukung Stimulus Fiskal
Foto udara kawasan Semanggi, Jakarta.(Antara/Galih Pradipta)

BANK Indonesia tetap mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rete sebesar 4,00%. Keputusan Bank Sentral mempertimbangkan upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede optimistis kebijakan Bank Indonesia dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

"Dengan terciptanya stabilitas nilai tukar rupiah, akan mendorong terjaganya ekspektasi pelaku ekonomi, baik konsumen maupun pelaku usaha. Sehingga, turut mendorong pemulihan ekonomi," ujar Josua saat dihubungi, Jumat (18/9).

Baca juga: Dorong Pemulihan Ekonomi, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan

Kendati demikian, lanjut dia, suku bunga acuan Bank Indonesia yang rendah dinilai belum efektif. Dalam hal ini, jika tidak diikuti produktivitas stimulus fiskal. Termasuk, penyerapan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), berikut belanja pemerintah pusat dan daerah. Hal itu dikatakannya dapat menggerakkan roda perekonomian.

"Sehingga, mendorong permintaan kredit perbankan. Transmisi penurunan suku bunga Bank Indonesia pun akan semakin cepat mendukung pemulihan ekonomi," imbuh Josua.

Lebih lanjut, Josua memandang Bank Sentral tetap mendukung upaya pemulihan ekonomi domestik melalui kebijakan Quantitative Easing (QE) di sektor perbankan. Hingga saat ini, likuiditas yang sudah disuntikkan mencapai Rp662 triliun.

Tidak hanya kebijakan QE, Bank Indonesia juga melakukan bauran kebijakan lain. Seperti, dukungan kepada sektor UMKM melalui perpanjangan periode pelonggaran GWM Rupiah kepada bank, yang menyalurkan kredit kepada UMKM dan sektor prioritas.

Baca juga: BKPM: Fokus Kelola UMKM, Ekonomi RI Bisa Tumbuh 4%

"Dalam pengumumannya, Bank Indonesia sudah melakukan intervensi di pasar primer sebesar Rp48,03 triliun dan skema burden sharing sebesar Rp143,46 triliun,” terangnya.

“Bank Indonesia menyatakan pada tahun depan akan melanjutkan koordinasi dengan pemerintah untuk pemulihan perekonomian. Itu dengan melanjutkan kebijakan intervensi di pasar primer," imbuh Josua.

Dia menyoroti skema burden sharing di mana Bank Indoensia hanya melakukan hal tersebut pada tahun ini. Menurutnya, itu menandakan Bank Indonesia optimistis terhadap perekonomian nasional pada tahun depan.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya