Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Pemerintah Kehilangan Momentum, Indonesia Makin Dekat ke Resesi

M. Iqbal Al Machmudi
28/7/2020 16:45
Pemerintah Kehilangan Momentum, Indonesia Makin Dekat ke Resesi
Ilustrasi(ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

PROGRAM Percepatan Ekonomi Nasional (PEN) yang diharapkan bisa menolong perekonomian agar tidak masuk ke jurang resesi nampaknya tidak berhasil. Karena resapan PEN terbilang masih rendah.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, mengatakan dari berbagai situasi kondisi Indonesia akan masuk resesi yang cukup dalam.

"Kami perkirakan pada kuartal II 2020 pertumbuhan perekonomian -4% dan kuartal III -1,3% sampai -1,75%," kata Tauhid saat webinar Mempercepat Geliat Sektor Riil dalam mendukung Pemulihan Ekonomi: Peranan BUMN dalam mendukung pemulihan Ekonomi yang diadakan oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Selasa (28/7).

Dengan catatan angka tersebut merupakan asumsi realisasi Porgram PEN yang serapannya hingga awal kuartal III 2020 mencapai 30%. Nyatanya, per 27 Juli penyerapan anggaran PEN masih sekitar 19%.

"Ini masih jauh dari harapan, saya kira ini agak berat sampai penyerapan 30% di kuartal III dan IV kita ini berkejaran waktu dan sangat tergantung pada PEN. Pada 16 Juni 2020 penyerapan hanya 10,3%, dan 27 Juli hanya 19%," ujar Tauhid.

Salah satu penyebab rendahnya penyerapan PEN karena penyaluran social safety net yang mencapai Rp203,90 triliun baru terealisasi 38% sehingga tidak terciptanya demand.

"Kita melihat dari program PEN ini adalah demand perlindungan sosial masih rendah sebesar 38% padahal ini sangat penting untuk membangun demand. Jika demand tidak terbentuk maka sektor lain juga sulit terbentuk," jelasnya.

Realisasi kesehatan yang baru tersalurkan 7% ini mencerminkan ketidaksiapan sektor kesehatan mengatasi pandemi yang relatif tinggi angka penularannya. Ini tercermin rendahnya serapan berimplikasi daya dukung kesehatan masih rendah.

Meski program PEN dijalankan Indonesia semakin dekat ke jurang resesi karena pemerintah sudah kehilangan momentum, karena penyerapan PEN untuk meningkatkan perekonomian seharusnya dikejar pada kuartal II 2020 yang akan berakhir di bulan Juli ini. Hal itu disebabkan karena siklus ekonomi tertinggi terjadi di kuartal II.

"Kalau dilihat siklus puncaknya rata-rata di atas 4% terlihat di kuartal I dan II. Maka sesungguhnya itu puncak pertumbuhan ekonomi kita," jelasnya.

"Jadi kalau pertumbuhan ekonomi di kuartal I dan II minus, maka kalau kita lihat siklus di kuartal II dan III akan turun. Artinya bahwa kita akan kehilangan momentum di kuartal II bahwa seharusnya program PEN bisa jor-joran, besar-besaran," pungkasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya