Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PROGRAM Percepatan Ekonomi Nasional (PEN) yang diharapkan bisa menolong perekonomian agar tidak masuk ke jurang resesi nampaknya tidak berhasil. Karena resapan PEN terbilang masih rendah.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, mengatakan dari berbagai situasi kondisi Indonesia akan masuk resesi yang cukup dalam.
"Kami perkirakan pada kuartal II 2020 pertumbuhan perekonomian -4% dan kuartal III -1,3% sampai -1,75%," kata Tauhid saat webinar Mempercepat Geliat Sektor Riil dalam mendukung Pemulihan Ekonomi: Peranan BUMN dalam mendukung pemulihan Ekonomi yang diadakan oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Selasa (28/7).
Dengan catatan angka tersebut merupakan asumsi realisasi Porgram PEN yang serapannya hingga awal kuartal III 2020 mencapai 30%. Nyatanya, per 27 Juli penyerapan anggaran PEN masih sekitar 19%.
"Ini masih jauh dari harapan, saya kira ini agak berat sampai penyerapan 30% di kuartal III dan IV kita ini berkejaran waktu dan sangat tergantung pada PEN. Pada 16 Juni 2020 penyerapan hanya 10,3%, dan 27 Juli hanya 19%," ujar Tauhid.
Salah satu penyebab rendahnya penyerapan PEN karena penyaluran social safety net yang mencapai Rp203,90 triliun baru terealisasi 38% sehingga tidak terciptanya demand.
"Kita melihat dari program PEN ini adalah demand perlindungan sosial masih rendah sebesar 38% padahal ini sangat penting untuk membangun demand. Jika demand tidak terbentuk maka sektor lain juga sulit terbentuk," jelasnya.
Realisasi kesehatan yang baru tersalurkan 7% ini mencerminkan ketidaksiapan sektor kesehatan mengatasi pandemi yang relatif tinggi angka penularannya. Ini tercermin rendahnya serapan berimplikasi daya dukung kesehatan masih rendah.
Meski program PEN dijalankan Indonesia semakin dekat ke jurang resesi karena pemerintah sudah kehilangan momentum, karena penyerapan PEN untuk meningkatkan perekonomian seharusnya dikejar pada kuartal II 2020 yang akan berakhir di bulan Juli ini. Hal itu disebabkan karena siklus ekonomi tertinggi terjadi di kuartal II.
"Kalau dilihat siklus puncaknya rata-rata di atas 4% terlihat di kuartal I dan II. Maka sesungguhnya itu puncak pertumbuhan ekonomi kita," jelasnya.
"Jadi kalau pertumbuhan ekonomi di kuartal I dan II minus, maka kalau kita lihat siklus di kuartal II dan III akan turun. Artinya bahwa kita akan kehilangan momentum di kuartal II bahwa seharusnya program PEN bisa jor-joran, besar-besaran," pungkasnya. (OL-4)
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Masyarakat harus selalu waspada serta selalu menjaga pola hidup sehat bersih (PHBS).
DALAM menghadapi kembali merebaknya covid-19, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi UPG Makassar mengambil langkah tegas dengan memperketat protokol kesehatan saat menyambut kepulangan jemaah haji dari Tanah Suci.
KEPALA Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef M. Rizal Taufiqurrahman menilai pemerintah gagal mengoptimalkan ruang fiskal di tengah perlambatan ekonomi dan meningkatkan risiko resesi.
Indonesia dihantui resesi karena pertumbuhan ekonomi yang mengkhawatirkan. Pada triwulan pertama 2025, pertumbuhan ekonomi nasional hanya 4,87%, terendah sejak triwulan ketiga 2021.
Pengamat meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah antisipatif untuk mencegah resesi, mengingat perkembangan secara triwulanan (q to q) juga tercatat minus 0,98%.
Resesi, Resesi ekonomi: Pelajari penyebab, dampak, dan cara menghadapinya. Panduan lengkap untuk memahami dinamika ekonomi yang penting.
KEBIJAKAN tarif resiprokal yang dikeluarkan Amerika Serikat untuk sejumlah negara, termasuk Indonesia, mendorong gejolak perekonomian.
Pasar saham AS mengalami penurunan tajam pada Senin, dengan Dow Jones jatuh lebih dari 850 poin di tengah kekhawatiran resesi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved