Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

UI: Bantuan Konsumsi dan Modal Kerja, Kunci Tekan Kemiskinan

M. Iqbal Al Machmudi
17/7/2020 14:41
UI: Bantuan Konsumsi dan Modal Kerja, Kunci Tekan Kemiskinan
Anak-anak bermain di bantaran Kali Ciliwung yang penuh sampah.(MI/Andri Widiyanto)

PEMERINTAH harus mengeluarkan kebijakan yang tepat untuk merespons prediksi Bank Dunia bahwa angka kemiskinan di Indonesia akan bertambah.

Kepala Grup Kajian Ekonomi Regional dan Kebijakan Sumber Daya Energi LPEM Universitas Indonesia, Uka Wikarya, mengungkapkan ada dua langkah yang harus dilakukan pemerintah untuk mencegah peningkatan kemiskinan akibat pandemi covid-19.

Pertama, melakukan pendekatan dengan bantuan konsumsi dan bantuan modal kerja. Mengingat, banyak masyarakat yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan.

Baca juga: Akibat Pandemi, Kemiskinan Global Bisa Capai 120 Juta Orang

"Bantuan konsumsi diberikan kepada golongan terdampak dan rentan terdampak. Misalnya, bantuan langsung tunai (BLT). Belanja dari bantuan tunai ini secara tidak langsung akan menggerakan sektor ekonomi lewat mekanisme konsumsi," papar Uka saat dihubungi, Jumat (17/7).

Nantinya, konsumsi masyarakat akan menggerakkan sektor produksi barang dan jasa. Bantuan ini juga berfungsi sebagai stimulus bagi kegiatan produksi dan distribusi.

Akan tetapi, bantuan ini hanya bersifat jangka pendek, sebagai pemantik untuk pergerakan  mesin produksi. Dengan begitu, konsumsi rumah tangga semakin meningkat, yang berdampak pada naiknya permintaan.

Baca juga: Penduduk Miskin Meningkat, Menkeu: Pemerintah Andalkan Bansos

Kedua, memberikan bantuan konsumsi dan bantuan modal kerja kepada yang terdampak pandemi. "Produsen besar, menengah dan terutama berukuran kecil telah banyak kehilangan sumber daya untuk produksi barang dan jasa,” kata Uka.

“Padahal, mereka harus memproduksi barang dan jasa sejalan dengan potensi peningkatan konsumsi. Mereka butuh bantuan modal kerja, setidaknya untuk menjalankan satu kali putaran produksi," imbuhnya.

Apabila mesin produksi berjalan, roda perekonomian akan bergerak perlahan. "Putaran mesin ekonomi akan semakin cepat. Sejalan dengan efek keterkaitan simultan antar sektor produksi dan konsumsi," tandasnya.(OL-11)




Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya