Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Bank Indonesia Kembali Turunkan Suku Bunga Acuan

Despian Nurhidayat
16/7/2020 15:31
Bank Indonesia Kembali Turunkan Suku Bunga Acuan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat memberikan keterangan pers.(Antara/Sigid Kurniawan)

BANK Indonesia (BI) kembali menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,00%. Kemudian, suku bunga Deposit Facility diturunkan 25 bps menjadi 3,25% dan suku bunga Lending Facility diturunkan 25 bps menjadi 4,75%.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan keputusan ini bentuk konsistensi Bank Sentral dengan proyeksi inflasi tetap rendah dan stabilitas eksternal terjaga. Serta, langkah lanjutan untuk mendorong pemulihan ekonomi di masa pandemi covid-19.

"Keputusan penurunan suku bunga juga bagian penguatan bauran kebijakan nasional. Seluruhnya untuk mendukung program pemulihan ekonomi nasional, dengan tetap menjaga inflasi dan stabilitas nilai tukar," ungkap Perry dalam telekonferensi, Kamis (16/7).

Baca juga: Bantu Pedagang Kecil, Pemerintah Kucurkan Dana Rp 28 Triliun

Perry menyebut BI juga terus melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai nilai fundamental dan mekanisme pasar. Mengingat, ketidakpastian pasar keuangan global masih berlanjut.

Guna mendorong pemulihan ekonomi, pihaknya lebih menekankan pada penguatan sinergi ekspansi moneter dengan akselerasi stimulus fiskal. "Dalam hal ini, Bank Indonesia berkomitmen untuk melakukan pendanaan atas APBN 2020 melalui pembelian SBN dari pasar perdana secara terukur,” pungkas Perry.

“Baik sesuai mekanisme pasar maupun secara langsung, sebagai bagian dari upaya untuk biaya kesehatan, perlindungan sosial, serta sektoral K/L dan pemerintah daerah. Untuk mendukung program pemulihan ekonomi nasional," sambungnya.

Baca juga: Penduduk Miskin Meningkat, Menkeu: Pemerintah Andalkan Bansos

Di samping itu, untuk mempercepat pemulihan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta korporasi, Bank Sentral sepakat untuk berbagi beban dengan pemerintah.

"BI terus memperkuat koordinasi langkah kebijakan dengan pemerintah dan KSSK. Untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Termasuk penyediaan pendanaan bagi LPS melalui mekanisme repo atau pembelian SBN," urai Perry.

Tidak kalah penting, BI berupaya mempercepat digitalisasi sistem pembayaran untuk pemulihan ekonomi. Itu melalui kolaborasi antara bank dan fintech. Sehingga, akses masyarakat, termasuk UMKM, terhadap layanan ekonomi dan keuangan semakin luas.(OL-11)




Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya