Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

OJK: Dukung Pemulihan Ekonomi 2021, Pertumbuhan Kredit Capai 9%

M. Ilham Ramadhan Avisena
22/6/2020 17:04
 OJK: Dukung Pemulihan Ekonomi 2021, Pertumbuhan Kredit Capai 9%
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso(ANTARA)

KETUA Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memproyeksikan pertumbuhan kredit akan berada di kisaran 7% hingga 9%. 

Pertumbuhan tersebut sama dengan penyaluran kredit senilai Rp500 hingga Rp600 triliun guna mendorong pemulihan ekonomi nasional di 2021.

"Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% di 2021, kami perkirakan bisa didukung oleh 7% sampai 9% pertumbuhan kredit. Itu bisa cukup," kata Wimboh dalam dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI dengan agenda pembahsan Asumsi Dasar Krangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2021 di gedung DPR, Jakarta, Senin (22/6).

Menurutnya, bila dilihat dari persentase, jumlah pertumbuhan kredit memang terlihat turun. Tapi secara nominal, jumlahnya akan tetap meningkat.

Wimboh menambahkan, kondisi likuditas perbankan saat ini masih dalam kondisi yang baik. Limpahan likuditas perbankan saat ini disebut dapat pula mendorong pemulihan ekonomi nasional di 2021.

Baca juga: BI: Ekonomi Mulai Membaik Pada Semester II 2020

Saat ini, kata dia, setelah adanya penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) dari Bank Indonesia kondisi likuditas perbankan tercatat sebesar Rp940 triliun di Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp440 triliun di BI. 

"Ini kita bicara agregat, dari 110 bank, agregatnya masih bagus," ujar Wimboh.

Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan juga diproyeksikan akan tumbuh di angka 8% pada 2021. Oleh karenya, kata Wimboh, kondisi perbankan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional sejatinya tidak ada persoalan.

Kemudian pada sisi permodalan perbankan, Wimboh mengatakan jumlahnya mencukupi untuk mendukung pemulihan ekonomi secara agregat. Hal tersebut terlihat dari Credit Aquedacy Ratio (CAR) yang masih terjaga.

"CAR masih tinggi, 22%. Apabila perbankan menggenjot penyaluran kredit dan menjalanka program restrukturisasi hingga 2021, CAR itu hanya akan turun 2%," pungkas Wimboh. (A-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya