Harga Emas Turun Tipis Usai Proyeksi Suram The Fed

Antara
11/6/2020 07:42
Harga Emas Turun Tipis Usai Proyeksi Suram The Fed
EMAS berjangka turun tipis pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) setelah selama dua hari berturut-turut naik.(ANTARA)

EMAS berjangka turun tipis pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) setelah selama dua hari berturut-turut naik meskipun Federal Reserve AS memegang janjinya untuk meringankan rasa sakit ekonomi dari pandemi virus korona yang meningkatkan daya tarik safe-haven logam mulia.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, turun US$1,2 atau 0,07% menjadi ditutup pada US$1.720,70 per ounce. Boleh jadi para investor merealisasi keuntungan mereka dari kenaikan di dua sesi sebelumnya.

Emas berjangka naik US$16,8 atau 0,99%n menjadi US$1.721,9 pada perdagangan Selasa (9/6/2020), setelah melonjak US$22,1 atau 1,31% menjadi US$1.705,10 pada Senin (8/6).

"(Emas) mencapai tertinggi harian setelah pernyataan FOMC, yang melukiskan gambaran yang cukup suram bagi ekonomi AS, meskipun tidak terduga," kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.

"Kami tidak melihat kabar baik keluar dari pernyataan FOMC dan kami memang melihat bahwa suku bunga akan tetap pada tingkat yang sama, yang sangat rendah, hingga 2022 - dan itu mungkin sedikit ramah untuk pasar emas."

Baca juga: Minyak Naik Ketika Persediaan AS Capai Rekor Tertinggi

The Fed mengulangi janjinya untuk melanjutkan dukungan luar biasa bagi perekonomian ketika para pembuat kebijakan memproyeksikan penurunan 6,5% dalam produk domestik bruto tahun ini dan tingkat pengangguran 9,3% pada akhir tahun.

Di Wall Street, indeks utama seperti S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average negatif, sementara dolar merosot ke posisi terendah baru tiga bulan terhadap mata uang utama lainnya memberikan dukungan terhadap emas.

Langkah-langkah stimulus besar cenderung mendukung emas, yang sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.

"Orang-orang menggunakan emas sebagai aset safe-haven dan juga banyak yang percaya bahwa inflasi akan naik di kuartal mendatang," kata Phil Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

Goldman Sachs memperkirakan emas akan mencapai US$1.800 per ounce pada basis 12 bulan dan risiko ekor dari inflasi di atas target sebagai pendorong potensial untuk harga naik di atas US$2.000.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 0,2% atau 0,01%, menjadi ditutup pada US$17,796 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli jatuh US$14,6 atau 1,7%, menjadi menetap pada US$846 per ounce. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya