Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
EMAS berjangka turun tipis pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) setelah selama dua hari berturut-turut naik meskipun Federal Reserve AS memegang janjinya untuk meringankan rasa sakit ekonomi dari pandemi virus korona yang meningkatkan daya tarik safe-haven logam mulia.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, turun US$1,2 atau 0,07% menjadi ditutup pada US$1.720,70 per ounce. Boleh jadi para investor merealisasi keuntungan mereka dari kenaikan di dua sesi sebelumnya.
Emas berjangka naik US$16,8 atau 0,99%n menjadi US$1.721,9 pada perdagangan Selasa (9/6/2020), setelah melonjak US$22,1 atau 1,31% menjadi US$1.705,10 pada Senin (8/6).
"(Emas) mencapai tertinggi harian setelah pernyataan FOMC, yang melukiskan gambaran yang cukup suram bagi ekonomi AS, meskipun tidak terduga," kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.
"Kami tidak melihat kabar baik keluar dari pernyataan FOMC dan kami memang melihat bahwa suku bunga akan tetap pada tingkat yang sama, yang sangat rendah, hingga 2022 - dan itu mungkin sedikit ramah untuk pasar emas."
Baca juga: Minyak Naik Ketika Persediaan AS Capai Rekor Tertinggi
The Fed mengulangi janjinya untuk melanjutkan dukungan luar biasa bagi perekonomian ketika para pembuat kebijakan memproyeksikan penurunan 6,5% dalam produk domestik bruto tahun ini dan tingkat pengangguran 9,3% pada akhir tahun.
Di Wall Street, indeks utama seperti S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average negatif, sementara dolar merosot ke posisi terendah baru tiga bulan terhadap mata uang utama lainnya memberikan dukungan terhadap emas.
Langkah-langkah stimulus besar cenderung mendukung emas, yang sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
"Orang-orang menggunakan emas sebagai aset safe-haven dan juga banyak yang percaya bahwa inflasi akan naik di kuartal mendatang," kata Phil Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Goldman Sachs memperkirakan emas akan mencapai US$1.800 per ounce pada basis 12 bulan dan risiko ekor dari inflasi di atas target sebagai pendorong potensial untuk harga naik di atas US$2.000.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 0,2% atau 0,01%, menjadi ditutup pada US$17,796 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli jatuh US$14,6 atau 1,7%, menjadi menetap pada US$846 per ounce. (A-2)
POLEMIK kebijakan pascapandemi, dan memanasnya konflik geopolitik menjadi faktor pembeda jika dibanding dengan pemicu krisis ekonomi sebelumnya, seperti pada 1998 dan 2008.
SEJAK pandemi covid-19 hingga saat ini dan seterusnya, inflasi telah menjadi perhatian utama bagi para pengambil kebijakan ekonomi dan moneter di seluruh dunia.
Penutupan sebagian pemerintah AS (shutdown) selama lima pekan, merusak kinerja ekonomi domestik pada kuartal I 2019. Namun, dampak gangguan diprediksi akan segera pulih.
Suku bunga saat ini "sesuai", kata Powell dalam sebuah wawancara luas, acara berita selama 60 menit di CBS tv.
Orang nomor satu di Federal Reserve System (The Fed) akan memberikan petunjuk terkait prospek suku bunga AS.
Bank sentral AS (The Fed) telah meluncurkan kebijakan agresif untuk mendukung pasar di tengah pandemi Covid-19. Akan tetapi, nilai tukar dolar AS masih melemah.
Program diskon ini diberikan khusus untuk semua brand perhiasan emas dengan potongan langsung sebesar 5%.
Di kedai kopi ini, sambil bercengkrama menyesap aneka sajian kopi Nusantara nan wangi dan beragam kudapan, kita juga bisa merencanakan masa depan
Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) mengalami penurunan sebesar Rp18.000 per gram pada Selasa (23/4) pagi. Pelemahan itu membuat harga emas kini ke level Rp1.325.000 per gram.
MENTERI Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi menghadiri KTT Uni Afrika ke-24 di Addis Ababa, Ethiopia, yang digelar 30 Januari lalu
Harga emas berjangka di divisi Comex New York Merchantile Exchange jatuh pada akhir perdagangan Rabu (15/4) atau Kamis (16/4) pagi karena aksi ambil untung.
"Ini adalah badai sempurna untuk emas... Pembeli abadi membeli emas karena semua stimulus global terjadi," kata Michael Matousek, kepala pedagang di Global Investors AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved