Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Dapat Stimulus Rp152 Triliun, Kinerja BUMN harus Diperbaiki

Abdillah Muhammad Marzuqi
09/6/2020 12:15
Dapat Stimulus Rp152 Triliun, Kinerja BUMN harus Diperbaiki
Ilustrasi(MI/ Tiyok)

PENGGELONTORAN stimulus jumbo kepada BUMN harus diawasi agar penggunaannya efektif mendongkrak kinerja perusahaan pelat merah itu serta pemulihan perekonomian nasional.

Demikian disampaikan anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKB Marwan Jafar menyoroti stimulus jumbo pemerintah kepada BUMN dalam strategi pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat dampak pandemi Covid-19.  

Menurut Marwan stimulus jumbo kepada BUMN tersebut harus diawasi tidak hanya oleh DPR, melainkan oleh kelompok masyarakat sipil dan penegak hukum. 

"Jangan sampai pandemi ini terus dijadikan alasan oleh BUMN, kalau tidak APBN kita akan tekor terus,  defisit melebar. Intinya kebijakan ekonomi kita harus benar benar pruden. Karena pengalaman selama ini, PMN-PMN itu menguap begitu saja," ujarnya, Selasa (9/6).

Untuk diketahui BUMN mendapatkan stimulus sebesar Rp152,15 triliun yang Rp52,57 triliun di antaranya untuk PEN. Stimulus tersebut berupa kompensasi atau subsidi, bantuan sosial, dana talangan, serta dana penyertaan modal negara (PMN).

Marwan mengingatkan, jangan sampai BUMN-BUMN tersebut berlindung di balik pandemi korona untuk menutupi kinerja buruk keuangan.

Pasalnya, tanpa adanya pandemi, mayoritas BUMN memiliki kinerja buruk dan terus mengalami kerugian.

Berdasarkan data akhir tahun lalu, hanya 15 dari 142 BUMN yang bisa meraup keuntungan.

"BUMN rugi, tapi faktanya sebelum Covid-19, BUMN sudah merugi. Kita menghormati teman-teman di BUMN tapi jangan sampai berlindung di balik pandemi Covid-19. Apalagi BUMN kan katanya dipegang oleh profesional seharusnya tidak menambah beban negara," tandas mantan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi itu.

Ketimbang menggelontorkan stimulus jumbi kepada BUMN, Marwan berpendapat sebaiknya pemerintah memperbesar alokasi dana bantuan sosial.

Namun, karena anggaran sudah diketok, alokasi anggaran untuk stimulus terhadap BUMN tersebut sebaiknya diarahkan kepada sektor-sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memiliki prospek dan tahan banting saat pandemi sekarang ini. 

Sektor yang memiliki prospek saat ini yakni ruralisasai dengan mendorong industri pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan di pedesaan.

Ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari perkotaan yang padat ke pedesaan.

"Cuma mereka produknya harus dibeli oleh Bulog dan BUMN-BUMN lainnya di bidang pangan dan oleh kementerian. Kalau tidak dibeli ya mereka hancur juga," katanya.

Ia menambahkan, stimulus BUMN juga bisa dialokasikan pada industri besar yang menjanjikan. Salah satunya mendorong kawasan industri di Brebes Jawa Tengah sebagai tempat relokasi industri perusahaan Amerika yang saat ini berada di Tiongkok.

Stimulus BUMN juga bisa diarahkan pada investasi di bidang kesehatan. Sehingga Indonesia lebih siap apabila menghadapi bencana nonalam seperti pandemi korona.

'BUMN ini kalau bisa, sebelum (stimulus) ini meluncur lakukan perubahan secara fundamental. BUMN yang terlalu gemuk dilakukan evaluasi nomenklatur, restrukturisasi perusahaan, dan lainnya," tandas Marwan. (OL-8).



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik