Pasar Optimistis Prospek Ekonomi ke Depan

HILDA JULAIKA
30/5/2020 04:20
Pasar Optimistis Prospek Ekonomi ke Depan
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat dibukanya perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta,(ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.)

RENCANA pembukaan kembali sejumlah aktivitas perekonomian dan terjaganya stabilitas sistem keuangan Indonesia menimbulkan optimisme terhadap prospek perekonomian negeri ini ke depan.

Investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga pelaku pasar keuangan meresponsnya dengan terus membeli saham-saham yang diperkirakan memiliki prospek usaha kuat pascapandemi covid-19. Para pelaku di pasar uang juga melepaskan dolar Amerika Serikat mereka sehingga rupiah bergerak menguat sampai sempat menyentuh level 14.575 per dolar AS.

Adapun indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 37,43 poin ke 4.753,61 dengan nilai transaksi mencapai Rp17,49 triliun. Pasar saham saat ini kembali dalam tren menguat. Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan wacana penerapan new normal (kenormalan baru) oleh pemerintah memberikan sentimen positif bagi pasar.

"Penguatan rupiah salah satunya karena memang pasar menyambut positif rencana dibukanya kembali perekonomian secara bertahap di beberapa daerah yang perkembangan penanganan wabahnya baik sebagaimana ditunjukkan oleh jumlah kasus yang menurun," ujarnya kepada Media Indonesia, kemarin.

Rencana pemerintah ini, sambungnya, semakin memperkuat keyakinan pasar. Selain itu, Piter beranggapan efek psikologis dari pernyataan Bank Indonesia (BI) bahwa rupiah masih overvalue turut menyumbang kepercayaan pasar. "Pernyataan Gubernur BI ini menambah confi dence pasar terhadap rupiah," pungkasnya.

Stabilitas terjaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kondisi stabilitas sistem keuangan sampai Mei 2020 tetap terjaga dengan kinerja intermediasi yang positif. Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo dalam keterangannya menjelaskan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan tumbuh sejalan dengan perlambatan ekonomi.

Kredit perbankan pada April 2020 tumbuh 5,73% secara tahunan atau year on year (yoy). Adapun piutang perusahaan pembiayaan tercatat tumbuh sebesar 0,8% (yoy). Dari sisi penghimpunan dana, dana pihak ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 8,08% (yoy).

Di sisi lain, pada April 2020 industri asuransi berhasil menghimpun pertambahan premi sebesar Rp15,7 triliun. Lalu sampai 26 Mei 2020, penghimpunan dana melalui pasar modal tercatat mencapai Rp32,6 triliun dengan 22 emiten baru. Sementara itu, guna mendukung pemulihan ekonomi nasional, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menurunkan suku bunga penjaminan 25 basis poin. Tingkat suku bunga penjaminan untuk rupiah menjadi 5,50% dan valuta asing 1,50%. Adapun tingkat bunga penjaminan LPS pada BPR untuk rupiah menjadi 8,00%. Keputusan itu berlaku sejak 30 Mei 2020 hingga 30 September 2020. (Mir/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya