Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

​​​​​Covid-19 Picu ​​Capital Outflow Terbesar dan Masif

Despian Nurhidayat
11/5/2020 10:42
​​​​​Covid-19 Picu ​​Capital Outflow Terbesar dan Masif
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pandemi covid-19 telah menyebabkan tingkat kecemasan pada level paling tinggi.(MI/RAMDANI)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pandemi covid-19 telah menyebabkan tingkat kecemasan pada level paling tinggi terhadap investor di pasar saham. Bahkan indeks kepercayaan konsumen dan bisnis global turut mengalami penurunan tajam, melebihi tingkat penurunan pada saat terjadinya krisis global tahun 2008.

Sri Mulyani menyampaikan, tidak hanya di negara maju, negara berkembang juga mengalami arus modal keluar yang sangat besar dan masif. Pasalnya, seluruh investor mencari aset yang dianggap aman dalam bentuk uang tunai dolar AS.

"Dalam periode Januari-Maret saja arus modal yang keluar dari pasar keuangan Indonesia mencapai Rp145,28 triliun. Arus modal tersebut jauh lebih besar dibandingkan periode krisis keuangan tahun 2008 dan juga tentu dari taper tantrum tahun 2013," ungkap Sri Mulyani dalam video conference KSSK, Senin (11/5).

Mantan direktur pelaksana bank dunia ini menambahkan, dua episode krisis sebelumnya dicirikan dengan capital outflow yang keluar dari emerging market.

Baca juga: Ini Penyebab KSP Indosurya Tidak Dalam Pengawasan OJK

Hal itu juga terjadi di pasar keuangan Indonesia yang juga mencatat suatu gejolak yang sama dan lebih besar di tengah pandemi covid-19.

"Kalau di pasar krisis keuangan global 2008, capital outflow adalah Rp69,9 triliun, dan waktu taper tantrum 2013 capital outflow Rp36 triliun maka periode Januari-Maret lalu capital outflow Rp145,28 triliun adalah lebih dari 2 kali lipat yang terjadi guncangan krisis global," sambungnya.

Selain itu, dia juga menyebut pandemi global ini telah mengakibatkan aktivitas ekonomi terganggu pada dua sisi sekaligus dengan sangat berat yaitu sisi permintaan menyangkut konsumsi, investasi, ekspor dan impor karena menyangkut distrubtion, serta supply chain.

Dari sisi supply side juga mengalami hal yang sama yaitu dari sisi produksi baik sektor perdagangan, manufaktur, logistik, transportasi dan lainnya

"Dengan gangguan yang sangat serius dari sisi demand dan supply maka ini akan menyebabkan suatu potensi gangguan kepada ekonomi dan kemudian bisa menyebabkan potensi gangguan pada stabilitas sistem keuangan, dari sisi penularan covid-19 dan dampaknya kepada sosial dan ekonomi menyebabkan merosotnya output dari semua negara di dunia," pungkasnya. (A-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik