Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Akademisi Optimistis Program Kementan Dorong Para Entrepreneur

Mediaindonesia.com
10/3/2020 14:24
Akademisi Optimistis Program Kementan Dorong Para Entrepreneur
Para petani muda asal Bali telah mengekspor hasil pertaniannya ke sejumlah negara.(Istimewa/Kementan)

AKADEMISI dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana Bali Prof Dr. I Made Supartha Utama mendukung berbagai kebijakan dan program Kementerian Pertanian (Kementan) dalam 5 tahun ke depan.

Menurut Prof. Utama, pihaknya mendukung pencanangan dari Kementan di antaranya Gerakan Tiga Kali Ekspor (Geratieks) dan penguatan data berbasis Agriculture War Room (AWR).

Prof Utama mengatakan kedua program yang digagas Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo tersebut iharapkan mampu mendorong para entrepreneur atau wirausaha muda terjun secara langsung dan melipatgandakan lalu lintas ekspor dengan cara kerja yang tidak biasa

"Saya sangat optimistis bahwa eskpor kita bisa meningkat tajam. Namun saya kira program ini juga harus menjadi perhatian bersama untuk mempercepat mewujudkannya. Terutama Geratieks dan AWR harus berjalan secara beriringan," kata Utama, Selasa, (10/3).

Ke depan, menurut Prof. Utama, pemerintah wajib memperhatikan semua aspek yang berkaitan dengan pembangunan sistem. Langkah ini perlu dilakukan untuk mengkreasikan produk pertanian yang ada di hulu maupun di hilir. Terlebih, pemerintah juga wajib mempelajari dinamika konsumen masyarakat.

"Menurut saya, jika sistem ini sudah terbangun secara benar, makan untuk memenuhi kebutuhan ekspor tidak akan sulit. Toh saat ini kita masih menjadi penyulplai produk pertanian terbesar di dunia," katanya.

Di sisi lain, penerapan program Geratieks juga harus dibarengi dengan tumbuh kembangnya petani muda secara cepat. Ini bisa dilakukan melalui program Petani Masuk Sekolah (PMS) sebagai solusi permanen dalam mengatasi minimnya minat anak muda.

Oleh karena itu, ke depan, pemerintah dalam hal ini Kementan diharapkan membuat pendekatan khusus kepada anak muda untuk meyakinkan mereka tentang bertani di era 4.0.

"Di Bali, kami memiliki komunitas namanya Petani Muda Keren. Disini para petani saling memberikan ilmu dengan petani baru dan mengajar anak-anak muda lainya yang tertarik dengan pertanian. Ini sangat luar biasa kerena mereka mampu membangun minat anak muda lainya," tutupnya. (OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya