Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
KETUA Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institur Pertanian Bogor (IPB), Sahara, menyampaikan bahwa produk pertanian bisa menjadi solusi alternatif dalam mengatasi defisit neraca perdagangan Indonesia.
Sektor pertanian, kata Sahara, merupakan aset negara yang harus dijaga bersama. Terlebih, Indonesia adalah negara besar dengan karakteristik agraris yang kaya akan sumber daya alam berikut rempahnya.
"Setelah kami analisis, ternyata sektor pertanian memiliki potensi yang sangat besar untuk mengatasi defisit. Bahkan saya optimistis sektor ini memberikan kontribusi lebih kepada negara," kata Sahara di Bogor, Kamis (27/2).
Sahara mengatakan, perkebunan dan perikanan adalah dua sub sektor yang paling berpotensi dalam meningkatkan kinerja ekspor non-migas ke depan. Keduanya merupakan produk pertanian yang kini menjadi kebutuhan utama masyarakat dunia.
"Kita bisa lihat dari surplusnya perdagangan perkebunan hingga mencapai US$25.073,85 juta para periode 2012-2017. Begitu juga surplus perdagangan dari hasil perikanan cukup menjanjikan," ujarnya.
Suhara mengatakan, ada tiga faktor penting yang mempengaruhi naiknya kinerja ekspor pertanian. Ketiganya adalah faktor kualitas logistik, faktor hambatan perdagangan tarif dan faktor hambatan perdagangan non-tarif.
"Namun kita berharap peningkatan eskpor bisa terus meningkat dengan memperhatikan kualitas produksi pertanian. Sejauh ini saya juga optimistis karena pemerintah memiliki program jangka panjang Geratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor)," katanya.
Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit di tahun 2018 dan awal tahun 2019 yang memberikan beban bagi devisa negara.
Nilai neraca perdagangan yang defisit menunjukkan bahwa nilai barang dan jasa yang diimpor oleh Indonesia lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai barang dan jasa yang diekspor ke negara lain.
"Yang pasti saya berharap semua sektor pertanian sama-sama memiliki peluang untuk bisa berkontribusi. Dan saya yakin dalam waktu dekat ini semua sektor tersebut bisa tumbuh dan memberikan hasil yang signifikan," tutup Sahara. (OL-09)
Bupati Kolaka Amri Djamaluddin mengungkapkan kehadiran Smelter Merah Putih yang dibangun putra bangsa, PT Ceria Corp, merupakan sebuah pencapaian besar di Kabupaten Kolaka.
Bank Mandiri dan Ceria Corp memperkuat sinergi hilirisasi lewat ekspor perdana Low-Carbon Ferronickel (FeNi) dari smelter Merah Putih di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ilham Akbar Habibie mengingatkan Indonesia tengah menghadapi ancaman serius berupa tsunami barang impor.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, secara simbolis melepas ekspor bus perdana dari Karoseri Laksana, Kabupaten Semarang, ke Sri Lanka pada Rabu (2/7)
KEK Industropolis Batang menutup semester pertama 2025 dengan membukukan nilai investasi sebesar Rp1,1 triliun. Angka itu diperoleh dari masuknya dua tenant strategis.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Indonesia periode Januari hingga Mei 2025 mencapai US$111,98 miliar, naik 6,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan saat ini pemerintah telah siap untuk mengirimkan bantuan pangan berupa beras sebanyak 10 ribu ton ke Palestina.
Peruri memperkenalkan pendekatan smart farming yang memungkinkan pemantauan kondisi lahan secara real-time.
PERKEMBANGAN teknologi digital membantu perkembangan sektor pertanian yang lebih transparan dan efisien. Hal itu membuat ekosistem pertanian menjadi lebih maju dan berdaya saing.
LSPR Institute of Communication and Business Jakarta melalui mahasiswa Batch 26 Kelas Excellence mendukung kegiatan pertanian perkotaan di Kampung Anggur RT 09, Jakarta Timur
APAPTF merupakan federasi yang secara aktif terlibat langsung dengan pemerintah Pakistan, dianggap sebagai perwakilan resmi dari seluruh insan pertanian yang ada di negara tersebut.
Dwikorita juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, untuk merespons dinamika iklim yang semakin tidak menentu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved