Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Baguslah, Indeks Saham Diperkirakan Bangkit Pekan ini

Antara
17/2/2020 08:00
Baguslah,  Indeks Saham Diperkirakan Bangkit Pekan ini
IHSG Melemah Sepanjang Pekan Lalu.(Antara Foto/Aprilio Akbar)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bangkit pada pekan depan setelah terus mengalami koreksi sepanjang minggu ini. IHSG ditutup melemah 5,01 poin atau 0,09% ke posisi 5.866,95 pada penutupan perdagangan pekan lalu .

"Data penyebaran virus corona belum mengonfirmasi puncak dari kasus yang terjadi, tetapi kami menilai pasar pekan depan akan rebound ; mengingat penurunan yang hampir terjadi setiap hari di bursa kita selama sepekan ini dan pasar global mulai memberikan tanda-tanda kenaikan," kata Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee dalam keterangan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu (15/1).
 
Awal pekan ini, pasar sempat menguat setelah Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan tambahan kasus baru Virus COVID-19 dengan tren melambat. Tambahan kasus ini merupakan tambahan terendah sejak akhir Januari.
 
Menurut Hans, hal tersebut menimbulkan optimisme bahwa penyebaran Virus COVID-19 sudah mulai mampu diatasi.
 
Selain itu, otoritas China juga mengambil berbagai langkah kebijakan untuk menahan penurunan ekonomi negara tersebut akibat Virus COVID-19. Pabrik-pabrik juga mulai dibuka kembali meskipun banyak juga yang masih menunda operasi akibat wabah Virus COVID-19.
 
Tetapi di tengah pekan China mengkonfirmasi telah terjadi 15.152 kasus baru dan 254 kematian tambahan yang membuat total korban meninggal menjadi 1.367 jiwa, dan jumlah orang yang terinfeksi Virus COVID-19 naik banyak hampir 60.000 orang.
 
"Jumlah kasus baru bisa meningkat banyak karena Otoritas kesehatan di Provinsi Hubei telah mengubah metode pelaporan kasus. Hal ini membuat kekhawatiran kembali memuncak di bursa global dan regional," ujar Hans.
 
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan jenis virus korona yang baru itu jelas lebih berdampak  pada ekonomi dunia
ketimbang epidemi SARS 2002-2003. Dampak ekonomi Virus COVID-19 sangat besar terhadap ekonomi global karena China berkontribusi 17% terhadap ekonomi global. Pada kasus wabah SARS 2002-2003 ekonomi China hanya berkontribusi sekitar 4% terhadap ekonomi global, atau telah terjadi kenaikan empat kali lipat lebih.
 
Peneliti untuk pemerintah China menyatakan bahwa wabah Virus COVID-19 diperkirakan dapat mengurangi 1% tingkat pertumbuhan ekonomi negara
China di 2020.  

"Dampak ekonomi dari Virus Corona akan sangat diperhatikan pelaku pasar dan menjadi tekanan bagi pasar keuangan dunia bila wabah korona belum dapat ditanggulangi," kata Hans.
 
Mengingat cukup banyak produk yang Indonesia beli dari China, maka dampak Virus COVID-19 akan punya pengaruh pada perekonomian domestik.
 
Penasihat kesehatan China menyatakan bahwa wabah Virus COVID-19 diperkirakan akan segera mencapai puncaknya dan diperkirakan akan berakhir pada April mendatang. (Ant/E-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya