Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Menguntungkan, Koperasi Petani Harus Didukung

Despian Nurhidayat
02/2/2020 08:20
Menguntungkan, Koperasi Petani Harus Didukung
Menkop UKM, Teten Masduki.(MI/FRANSISCO CAROLIO HUTAMA GANI)

KEMENTERIAN Koperasi­ dan UKM bekerja sama dengan Agriterra­, konsultan koperasi dari Belanda, mendampingi tujuh koperasi pertanian untuk mengimplementasikan konsep Korporasi Petani Model Koperasi untuk Industrialisasi Pertanian. Konsep ini merupakan upaya mewujudkan visi Presiden Joko Widodo bahwa petani harus masuk ke industri yang memberikan nilai tambah bagi petani.

“Salah satu syarat utama terwujudnya korporasi petani adalah adanya kelembagaan ekonomi yang kuat. Tidak lagi individualistis dan sendiri-sen­diri,” ungkap Menkop UKM Teten Masduki dilansir dari keterangan resmi, kemarin.

Oleh karena itu, Teten menegaskan semua pihak harus mendorong petani berkoperasi. Hal ini disebabkan koperasilah yang akan menjaga setiap anggota untuk mendapatkan keuntungan yang sama. Bila terjadi kerugian, risiko akan ditanggung seluruh anggota sehingga tidak akan memberatkan satu pihak.

Sebagaimana diketahui, Agriterra telah melakukan pendampingan kepada KSU Citra Kinaraya guna mengimplementasikan konsep Korporasi Petani Model Koperasi. Kedua pihak menggagas pendirian pabrik beras modern 100% milik petani. Nantinya pabrik tersebut akan menghasilkan beras premium kualitas ekspor dan juga beras aromatik (specialty).

KSU Citra Kinaraya berlokasi di Desa Mlatiharjo, Demak, Jawa Tengah, dan berdiri sejak 2012, dengan fokus utama memproduksi beras khusus (custom) dengan bibit yang didapat dari hasil pemuliaan sendiri.

“Konsep Korporasi Petani Model Koperasi pengembangannya­ adalah koperasi mendirikan pabrik pengolahan beras terpadu secara otonom dalam bentuk perseroan terbatas (PT) dengan kepemilikan saham dominan­ atau 100%,” jelas Teten.

Menurut Teten, nilai investasi pendirian pabrik beras ialah Rp40 miliar dan harus didukung dengan luas lahan garapan minimal 800 hektare (ha) sawah (maksimal 2.000 ha) untuk menjamin pasokan gabah setahun penuh ke pabrik beras.

Investasi ini dapat diperoleh melalui kredit investasi sebesar 70% dari nilai investasi (Rp28 miliar) dan 30% sisanya (Rp12 miliar) ialah ekuitas yang dihimpun dari petani anggota koperasi.

Selain itu, investasi petani anggota berupa sertifikat hak dan kewajiban jual gabah sebesar Rp15 juta dengan kewajiban supply hasil panen 1 ha setiap tahun ke pabrik beras. Investasi petani anggota ini merupakan konversi dari simpanan wajib.

 

Untungkan petani

Anggota Dewan Pengawas Perum Bulog, Spudnik Sujono Kamino, menilai konsep korporasi petani berbasis koperasi yang diusung Kemenkop UKM merupakan program yang dapat menguntungkan petani. Apalagi, pilot project terhadap program ini akan segera dibentuk.

“Menurut saya, ini hal yang baik. Apalagi, Kemenkop UKM sudah menggandeng Kemente­rian Pertanian untuk membuat pilot project perberasan di Ko­perasi­ Citra Kinaraya, Mlatiharjo, Demak Jawa Tengah. Ini bisa menjadi model yang ideal untuk direplikasikan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dengan adanya pilot project ini, para petani akan melihat secara langsung bagaimana keuntungan korporasi petani berbasis koperasi.

Selain itu, menurutnya prog­ram­ ini juga sangat memungkin­kan petani mengelola produknya dari hulu ke hilir sehingga dapat terbentuk korporasi dalam bidang pertanian oleh petani dengan berbasis koperasi.

“Jadi, nantinya bisa terencana dari hulu ke hilir. Petani menjadi koorporat dan bisa menyinergikan melalui koperasi,” lanjut Spudnik.

Spudnik juga menilai kerja sama mewujudkan proyek per­con­tohan tersebut layak didukung banyak elemen karena menguatkan posisi tawar petani. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik