Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Revitalisasi Industri Tekstil RI Butuh Dana Rp175 Triliun

Faustinus Nua
11/12/2019 17:12
Revitalisasi Industri Tekstil RI Butuh Dana Rp175 Triliun
Ilustrasi industri tekstil(Antara/Rivan Awal Lingga)

KEPALA Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan perkiraan investasi biaya revitalisasi industri tekstil mencapai Rp175 triliun. Biaya tersebut untuk industri hulu dan hilir guna memperbaiki serta meningkatkan daya saing produk.

"Kalau tidak salah itu Rp175 triliun ya. Itu dibagi untuk hulu dan hilir. Mesinnya itu paling Rp75 triliun. Kita minta kepada mereka (pengusaha) mana yang menjadi prioritas, kita cari solusi," kata dia di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (11/12).

Menurutnya revitalisasi industri tekstil merupakan masalah serius yang harus ditangani bersama antara pengusaha dan pemenritah. Pasalnya, saat ini pasar tekstil Tanah Air banyak dibanjiri produk impor yang dengan harga yang lebih murah dan kompetitif.

Untuk itu, BKPM menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo yang sebelumnya sudah bertemu dengan para pengusaha tekstil. BKPM, lanjut Bahlil, menjadi jembatan antara pengusaha dan kementerian teknis guna membahas regulasi dan pembiayaan yang bisa mendukung industri tekstil kembali kompetitif.

Baca juga : BKPM Dorong Pengusaha Tingkatkan Produksi Tekstil Dalam Negeri

"Ini persoalan bangsa makanya kita akan mengklasifikasi mana yang prioritas yang kemudian melahirkan daya saing. Kita membantu pengusaha dan negara juga," imbuhnya.

Sementara itu, Pengurus Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Anne Patricia Sutanto mengatakan, proses revitalisasi dengan biaya total Rp175 triliun, diperkirakan berlangsung selama 7 tahun. Revitalisasi akan mendongkrak devisa negara dari tekstil hingga 10 kali lipat.

"Dalam waktu 12 tahun devisa kita akan meningkat dari 13,2 miliar dollar AS pertahun menjadi 49 miliar dollar AS. Kemudian di tahun 2030 dengan net devisa lebih dari 30 miliar dollar AS,” paparnya.

Dengan demikian, lanjutnya dukungan pemerintah sangatlah penting terutama terkait regulasi. Perlu adanya regulasi yang ramah investor karena pelaku industri membutuhkan dana yang besar untuk revitalisasi. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya