Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

BKPM Siap Bantu 59 Pabrik Tiongkok Hijrah ke Jateng

Faustinus Nua
05/11/2019 20:22
BKPM Siap Bantu 59 Pabrik Tiongkok Hijrah ke Jateng
Bahlil Lahadalia(MI/ Susanto)

SEBANYAK 59 pabrik asal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dikabarkan akan merelokasi perusahaannya ke Jawa Tengah (Jateng). Investor dan perusahaan yang akan pindah ke Jateng tersebut bergerak di sektor industri kayu dan furnitur.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan siap bekerja keras dan membuat terobosan membenahi iklim investasi di dalam negeri.

"Kuncinya kita bantu investor eksekusi sampai pabriknya jadi. Semua harus turun ke lapangan," kata dia dalam laporan pers (5/11).

 

Baca juga: Kadin: Produktivitas Pangan harus Digenjot

 

Bahlil mengatakan salah satu penyebab hijrahnya investor tersebut sebab pelayanan perizinan di Jawa Tengah sangat baik. Menurutnya pelayanan perizinan di Jateng adalah yang terbaik sebagai penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Terbaik se-Indonesia dalam acara Investment Award 2018.

"Tentunya ini bukti bahwa pemerintah sudah support. Perizinan mudah menjadi modal utama dalam mengundang investasi,” tuturnya.

BKPM dan Pemerintah Jateng dimintanya untuk terus bersinergi agar mampu meningkatkan investasi industri furnitur di daerahnya. Hal itu juga sejalan dengan pesan Presiden Joko Widodo agar pemerintah proaktif menangkap peluang investasi relokasi pabrik furnitur dari perusahaan perusahaan yang terkena dampak perang dagang AS–Tiongkok.

“Kami (BKPM) sudah beberapa kali mempertemukan pengusaha-pengusaha furnitur di luar negeri dengan pelaku industri furnitur lokal. Harapannya agar mereka segera dapat bermitra dan membuat pabriknya di Jawa Tengah,” imbuhnya.

Jateng, lanjutnya, kini menjadi primadona investasi dari berbagai negara. Iklim investasi yang sangat tenang dan ditopang oleh kemajuan pembangunan infrastruktur, membuat daya saing investasi Jateng kian membaik.

Sebelumnya, sebanyak 11 perusahaan asal RRT akan direlokasi di tahun 2019. Targetnya sebelum akhir tahun proses relokasi tersebut bisa selesai dan segera melakukan produksi. September lalu, BKPM juga mencatat sebanyak 33 perusahaan asal negeri Tirai Bambu itu akan direlokasi, sebagai imbas dari perang dagang Amerika-Tiongkok.

Dia juga menambahkan, total investasi Jawa Tengah yang masuk pada periode 2015 hingga triwulan II 2019, baik penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp211,19 Triliun. Terdiri dari investasi PMA sebesar Rp110,85 Triliun dengan 4.964 proyek yang menyerap 335.735 tenaga kerja, dan PMDN sebesar Rp100,34 Triliun dengan 7.121 proyek yang menyerap 221.071 tenaga kerja.(OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya