Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Menko Perekonomian Sebut Deflasi Pangan Hal Wajar

M Ilham Ramadhan Avisena
02/10/2019 08:15
Menko Perekonomian Sebut Deflasi Pangan Hal Wajar
Pedagang melayani konsumen di Pasar Tebet Barat, Jakarta. Turunnya harga cabai merah menyumbang deflasi sebesar 0,19%.(ANTARA/Dhemas Reviyanto)

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi pada September 2019 sebesar 0,27%. Deflasi terjadi lantaran ada penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks kelompok bahan makanan sebesar 1,97%.

Menanggapi catatan itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai deflasi yang terjadi ialah hal yang wajar.

"Biasanya memang bulan-bulan ini, September itu memang inflasinya rendah, tahun lalu itu juga deflasi jugalah," kata Darmin di kantornya, Selasa (1/10).

Penyebab utama terjadinya deflasi 0,27% karena turunnya harga cabai merah yang menyumbang deflasi 0,19%, bawang merah 0,07%, daging ayam ras 0,05%, cabai rawit 0,03%, dan telur ayam ras 0,02%.

Baca juga: BPS: Kenaikan Cukai Rokok akan Sumbang Inflasi 2020

Sementara subkelompok bahan makanan yang mengalami deflasi tertinggi diraih bumbu-bumbuan sebesar 9,85%. Sementara komoditas ikan yang diawetkan mengalami deflasi terendah 0,02%.

Darmin mengatakan, deflasi pada sektor pangan itu bukan sesuatu yang buruk. Sebab, itu menandakan penurunan harga pangan yang sempat melambung tinggi.

"Jadi artinya ya baguslah karena sebenarnya untuk pangan itu masih agak tinggi. Sehingga ini kan deflasi terutama karena pangan, ini akan membuat inflasi kita di dalam range yang kita perkirakan," tandasnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya