Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEPALA Ekonom Bank Nasional Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto menilai Bank Indonesia memiliki peluang untuk menurunkan kembali suku bunga acuannya sebesar 25 bps ke level 5,25%.
Hal itu dengan mempertimbangkan ekspektasi inflasi yang rendah dan arah gerakan suku bunga acuan di sejumlah negara yang menurun bahkan ada yang negatif.
"Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan stimulan bagi perbankan untuk meningkatkan ekspansi kreditnya seiring dengan melonggarnya likuiditas bank sehingga momentum pertumbuhan tetap bisa dilanjutkan," kata Ryan dalam keterangannya, Rabu (18/9).
Namun begitu, Ryan menilai jika RDG BI belum akan menurunkan BI rate di RDG besok, BI bisa memilih menggunakan kebijakan makroprudensial melalui mekanisme RIM, GWM atau lainnya.
Dia melanjutkan, terbuka peluang bagi BI untuk mengeluarkan kebijakan makroprudensial guna membantu melonggarkan likuiditas bank dengan cara merelaksasi ketentuan GWM yg diturunkan.
Selanjutnya, BI bisa juga melakukan relaksasi aturan tentang RIM yang semangatnya juga menstimulasi suku bunga simpanan bergerak turun supaya permintaan kredit melonjak guna menopang pertumbuhan ekonomi.
"Agak sulit bagi BI untuk menggunakan kedua kebijakan tadi sekaligus (bauran kebijakan) dalam keputusan RDG BI besok karena faktor eksternal (trade war, Brexit, geopolitik) yang masih membayangi," tambah Ryan.
Seperti diketahui, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus lalu, Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi sebesar 4,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,25%. (OL-09)
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari komitmen terutama mendorong literasi rupiah yang inklusif dan kontekstual di tingkat daerah.
Jadi, sebutnya, kegiatan ini sangat penting agar ke depan perumusan kebijakan di daerah secara umum terkait ekonomi, terutama terkait inflasi dapat dilakukan akurat.
PT Dupoin Futures Indonesia secara resmi terdaftar sebagai Pelaku Derivatif Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (PUVA) di bawah pengawasan Bank Indonesia.
Pelaksanaan ERB 2025 secara resmi ditandai dengan pelepasan KRI Hasan Basri-382 dari Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Senin (22/7).
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved