Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
BADAN Pusat Statistik mencatat inflasi Agustus 2019 berada di angka 0,12%. Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan inflasi didorong oleh kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, emas perhiasan, uang sekolah, dan tarif sewa rumah. Adapun, kenaikan sejumlah bahan pangan dipengaruhi oleh musim kemarau yang menyebabkan supply dari sentra produksi menurun.
BPS mencatat, kenaikan harga cabai merah memberikan andil pada inflasi sebesar 0,1%. Sementara, harga cabai rawit memberikan andil inflasi sebesar 0,07%.
Baca juga: Agustus 2019, BPS Catat Inflasi 0,12%
"Bulan kemarau akan berlangsung sampai Oktober. Itu akan berpengaruh pada ketersediaan pasokan pangan," kata Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (2/9).
Selanjutnya, BPS mencatat kenaikan harga emas di pasar internasional memberikan sumbangsih inflasi sebesar 0,05% pada kelompok sandang.
"Kita tahu kondisi perokonomian global diliputi ketidakpastian sehingga investor beralih ke emas, dan itu membuat harga emas menjadi tinggi," imbuh Suhariyanto.
Di samping itu, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga masing-masing memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,04%, 0,02% dan 0,01%. Hal itu disebabkan oleh kenaikan tarif uang sekolah untuk SD (0,06%), SMP dan SMA (0,02%) dan perguruan tinggi (0,01%) karena tahun ajaran baru.
Tarif sewa rumah juga memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,02% kepada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar.
"Hal itu disebabkan oleh kenaikan harga bahan bangunan untuk pemeliharaan rumah seperti asbes, batu bata, dan upah tukang," tambah Suhariyanto.
Di sisi lain, BPS mencatat terdapat sejumlah komoditas yang mengalami penurunan harga dan menekan laju inflasi pada Agustus 2019, yakni tarif angkutan, bawang merah, bawang putih dan tomat sayur. Masing-masing memberikan andil deflasi sebesar 0,11%, 0,08%, 0,02%, dan 0,06%.
Baca juga: Kepedulian ASABRI Usung Tema Ways to Spread Happiness
Suhariyanto menyatakan, pihaknya berharap laju inflasi dapat terkendali di angka 3,5% hingga akhir tahun 2019 sejalan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
"Target 4 bulan ke depan saya harap akan terkendali. Kita harap September sampai akhir tahun target inflasi masih tercapai plus minus 3,5% sesuai dengan target dari pemerintah," pungkasnya. (OL-6)
PRESIDEN Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan pada jajaran kabinet Merah Putih untuk melakukan percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem di desa
Tulus Abadi menuding angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tidak tidak mencerminkan kondisi masyarakat di lapangan.
JAUH di atas ekspektasi pasar, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2025, y-o-y, mencapai 5,12%, meningkat dari 4,87% kuartal I 2025.
SULAWESI dan Jawa menjadi dua wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan II-2025.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2025 tumbuh sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Pembangunan yang baik harus didukung data akurat, lengkap, detail dan terkini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved