Pemerintah akan Terus Genjot Ekspor

Andhika Prasetyo
17/8/2019 10:56
Pemerintah akan Terus Genjot Ekspor
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita(MI/Susanto )

PEMERINTAH menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% pada 2020. Kendati tidak lagi mengandalkan kinerja ekspor untuk mencapai target tersebut, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pihaknya akan terus menggenjot perdagangan luar negeri. Pemerintah akan melakukan reorientasi ekspor dengan memprioritaskan komoditas komplementer atau yang lebih spesifik.

"Misalnya ke Tiongkok, kota ekspor yang mereka tidak punya, yang mereka tidak produksi. Seperti sarang burung walet, buah-buahan tropis, sawit dan nikel. Itu yang kita dorong," ujar Enggartiasto kepada Media Indonesia, Sabtu (17/8).

Hal tersebut, ucap pria yang akrab disapa Enggar itu, telah dibicarakan bersama otoritas setempat saat ia mengunjungi Tiongkok Juli lalu.

"Mereka bilang akan membuka akses pasar lebih besar, memberikan percepatan dalam proses verifikasi untuk produk nanas, manggis, mangga, durian, alpkuat dari Indonesia," jelasnya.

Namun, untuk memuluskan hal tersebut, Indonesia masih harus bersaing dengan Vietnam yang memiliki produk serupa dan juga menargetkan Negeri Tirai Bambu sebagai pasar utama. Maka dari itu, ia meminta seluruh pemangku kepentingan bekerja sama untuk dapat menciptakan komoditas yang berdaya saing tinggi sehingga bisa menjadi pilihan utama di pasar global.

Di samping buah-buahan tropis, pemerintah juga akan mendorong penjualan sarang burung walet ke Tiongkok. Walaupun dari sisi volume tidak besar, komoditas tersebut memiliki nilai ekspor yang cukup tinggi.

"Satu kilogram (kg) itu harganya bisa Rp40 juta," tuturnya.

baca juga: Biayai Infrastruktur, Menkeu Incar dana Swasta Rp19 Triliun

Setiap tahun, rata-rata produksi sarang burung walet di Tanah Air mencapai 1.500 ton. Sebanyak 99% dari total tersebut sedianya pada akhirnya dikonsumsi oleh Tiongkok. Namun, yang tercatat sebagai ekspor resmi dari Indonesia hanya 70 ton. Selebihnya diekspor secara ilegal atau diselundupkan ke negara-negara tetangga baru kemudian dikirim ke Tiongkok dari sana.

"Itu yang ingin kita perbaiki ke depan, menggiring ekspor selundupan menjadi resmi," tutur Enggar. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya