Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MENTERI Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan bahwa pemerintah tidak akan menutup impor daging ayam dari Brasil selama telah memenuhi standar nasional, seperti sanitasi dan sertifikat halal.
Demikian disampaikan Engartiasto menanggapi kekalahan Indonesia atas gugatan yang diajukan pemerintah Brasil ke World Trade Organization (WTO) terkait masalah impor daging ayam pada 2017.
"Jadi intinya impor (daging ayam) ke sini, itu harus ada karena tidak mungkin kita menyatakan tidak bisa (impor). Kalau kita melarang dengan berbagai ininya, melanggar ketetapan WTO, ya kita pasti salah," kata Enggar seusai rapat koordinasi tentang penyelesaian sengketa dagang Indonesia - Brasil di WTO untuk kasus DS484 (importasi ayam dan produk ayam), di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (7/8).
Baca juga: DPR Kritisi Wacana Pemangkasan Gaji Karyawan PLN
Sebagai informasi, pada 2014 Brasi menggugat Indonesial ke WTO terkait penolakan impor daging ayam. Brasil kemudian memenangkan gugatan tersebut pada 2017. Hanya saja, Negreri Samba itu menilai Indonesia tidak menindaklanjuti keputusan WTO. Pasalnya, Indonesia masih belum membuka impor daging ayam untuk Brasil.
Alhasil, Brasil kembali menyeret kasus tersebut ke WTO. Brasil meminta WTO untuk membuka panel untuk menyelidiki kebijakan Indonesia terkait impor daging ayam dari negaranya. Untuk diketahui, Brasil tidak diperbolehkan mengekspor ayam ke Indonesia karena tidak memiliki sertifikasi sanitasi internasional atau sertifikat halal.
Enggar mengaku tidak khawatir dengan putusan WTO tersebut. Pasalnya, kata dia, impor daging ayam tersebut masih harus memenuhi standar lainnya, seperti memiliki sertifikat halal.
"Jadi nggak usah ada kekhawatiran karena masih ada rangkaian yang lain. Kita pada dasarnya peraturan itu dibuat jangan melanggar, jangan memberikan batasan," katanya.
Selain itu, kata Enggar, impor tersebut juga akan tergantung dari permintaan pengusaha dalam negeri. "Tapi kita buka kalau ada (pengusaha dalam negeri) yang mau (impor daging ayam). Kalau ada yang berani mengajukan. Kalau ngga ada yang mengajukan gimana?" tandasnya. (OL-8)
Pelepasan ekspor ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk memperkuat ekonomi biru melalui integrasi digital, keberlanjutan, dan kolaborasi lintas sektor.
Jumlah ekspor gula kelapa kristal atau gula semut sebanyak 18,5 ton senilai US$35 ribu
MENTERI Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memantau harga dan pasokan barang kebutuhan pokok (bapok) di Pasar Kebon Kembang, Bogor, Jawa Barat pada Rabu, (26/3).
KEMENTERIAN Perdagangan (Kemendag) mendukung peningkatan volume dan nilai ekspor produk sarang burung walet Indonesia ke Tiongkok.
Kemendag mengimbau para pelaku usaha pengemas (repacker) minyak goreng Minyakita untuk mematuhi ketentuan.
MENTERI Perdagangan (Mendag), Budi Santo mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi waralaba yang sangat besar.
Penyebabnya, saat ini terjadi penumpukan produksi yang terus-menerus, sehingga terjadi oversupply ayam di tingkat nasional yang mencapai 20% hingga 25%.
Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan komitmennya untuk melindungi peternak ayam rakyat. Selepas Lebaran, harga ayam hidup (livebird) terpantau turun dan berada di bawah HPP.
Di pusat pasar daging ayam pedaging kawasan Pante Teungoh, Kota Sigli, Ibukota Kabupaten Pidie misalnya, harga ayam pedaging yang sepekan lalu Rp19.000/kg, sekarang naik menjadi Rp 25.000/kg.
Stabilnya harga, lanjut dia, akibat pasokan ayam melimpah di pasar sehingga berdampak pada harga jual.
Penurunan harga, lanjut dia, akibat pasokan ayam melimpah di pasar sehingga berdampak pada harga jual.
Data dari Garda Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) menunjukkan, sejak awal Oktober 2024, harga livebird untuk ukuran 1,6-2,0 kg mengalami peningkatan bertahap.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved