Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Pelemahan Yuan Picu Impor Barang Tiongkok Tidak Terbendung

Nur Aivanni
06/8/2019 16:14
Pelemahan Yuan Picu Impor Barang Tiongkok Tidak Terbendung
Pedagang kaki lima (pkl) berjualan berbagai produk seperti sepatu, sandal, baju di Jalan Sudirman, kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.(DOK MI/ROMMY PUJIANTO)

DIREKTUR Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan bahwa pelemahan mata uang Tiongkok yuan akan membuat impor barang Tiongkok semakin sulit dibendung. 

Pasalnya, barang-barang Tiongkok akan lebih murah bila diukur dengan mata uang dolar Amerika Serikat.

"Melemahnya yuan menurut saya bisa menyebabkan impor barang China semakin sulit dibendung. Barang-barang China semakin terasa murah bila diukur dengan dolar," katanya kepada Media Indonesia, Selasa (6/8).

Pelemahan yuan, lanjut Piter, akan membantu daya saing barang-barang Tiongkok untuk diekspor. Jika impor barang Tiongkok sulit dibendung, katanya, neraca perdagangan Indonesia-Tiongkok akan semakin defisit, terutama di tengah terus turunnya harga komoditas.

Lebih lanjut, menurut Piter, argumentasi bahwa ada dugaan atau tuduhan Tiongkok memperlemah nilai tukarnya adalah sesuatu yang wajar. Ia pun menduga pelemahan yuan tersebut sebagai antisipasi dari rencana Amerika Serikat yang akan mengenakan bea masuk impor terhadap barang Tiongkok.

Baca juga: Perang Dagang dan Rilis Data PDB Tahan IHSG di Zona Merah

Sebelumnya diberitakan, mata uang Tiongkok yuan jatuh ke titik terlemah terhadap dolar sejak Agustus 2010 dalam perdagangan Senin (5/8) pagi. 

Hal itu memicu spekulasi bahwa Beijing membiarkan mata uangnya mengalami depresiasi untuk menghadapi ancaman tarif dari AS.

Presiden AS Donald Trump pun bereaksi keras atas melemahnya mata uang yuan tersebut. Dia menuding Tiongkok sengaja melemahkan mata uang mereka. Sebagai informasi, AS berencana akan memberlakukan tarif terhadap produk Tiongkok senilai US$300 miliar.

Secara terpisah, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa melemahnya Yuan sebagai dampak dari perang dagang AS-Tiongkok. Masing-masing negara, kata dia, kemudian membuat kebijakannya masing-masing.

"Amerika yah kebijakannya mengenakan tarif bea masuk sendiri. Ya China boleh saja ngga usah membalas dengan menaikkan lagi tingkat bunga, yuannya saja dilemahkan oleh mereka," jelasnya.

Jika yuan melemah, menurutnya, barang-barang Tiongkok akan menjadi lebih murah. Jika Tiongkok kemudian dikenakan bea masuk impor oleh AS, itu tidak akan terlalu berpengaruh bagi kinerja ekspor-impor Tiongkok. (A-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya