Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
DIREKTUR Riset Core Indonesia Piter Abdullah menilai keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan sudah diikuti dengan pertimbangan yang matang. Beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan adalah kondisi rupiah yang relatif baik dan trend bank sentral global yang cenderung dovish, termasuk The Fed.
Piter pun mengungkapkan, BI masih memiliki ruang untuk kembali menurunkan suku bunga acuannya beberapa waktu ke depan.
"Saya kira BI masih punya ruang dalam enam sampai 12 bulan ke depan untuk terus menurunkan suku bunganya guna mendukung pertumbuhan ekonomi," tutur Piter kepada Media Indonesia, Minggu (21/7).
Selain itu, Piter berpendapat, keputusan ini bertujuan untuk melengkapi dan memperkuat kebijakan penurunan giro wajib minimum (GWM) sebesar 0,5% bulan lalu. Sehingga penurunan suku bunga sebesar 25 bps dinilainya sudah cukup baik.
Baca juga: Tunggu Hasil RDG BI, Rupiah dan IHSG Kompak Dibuka Melemah
"Menurut saya 25 bps sudah cukup. Selain itu, penurunan 50 bps terlalu berisiko apabila The Fed ternyata tidak menurunkan suku bunga," terangnya.
Pasca pengumuman keputusan tersebut, Piter memperkirakan pada Senin (22/7) besok kondisi indeks harga saham gabungan (IHSG) dan Rupiah dapat menguat tipis dikarenakan pasar masih menantikan keputusan The Fed terkait suku bunga acuannya.
"Saya perkirakan besok IHSG dan Rupiah akan mix cenderung menguat tipis (karena) pasar masih akan menunggu The Fed," ujarnya.
Piter pun memprediksi sepanjang minggu depan IHSG akan berada di level 6450 sampai 6500. Sedangkan posisi Rupiah diperkirakan akan berada di angka 13.875 hingga 13.925. (R-3)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa 29 Juli 2025, dibuka menguat 11,02 poin atau 0,14% ke posisi 7.625,79.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 28 Juli 2025, dibuka menguat 87,25 poin atau 1,16% ke posisi 7.630,75.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu 23 Juli 2025, dibuka menguat 47,67 poin atau 0,65% ke posisi 7.392,41.
Para pelaku pasar makin optimistis memandang pasar saham sehingga membuka peluang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan penguatannya.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat di awal pekan ini, Senin (21/7).
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kinerja positif pada perdagangan saham selama sepekan pada periode 14–18 Juli 2025.
Kabar gembira bagi masyarakat Indonesia yang berencana berlibur ke Jepang. Mulai 17 Agustus 2025, QRIS bisa digunakan di Jepang.
Pengamat Celios, Nailul Huda, memprediksi BI akan mempertahankan BI Rate, seiring keputusan The Fed dan kondisi ekonomi yang tidak mendukung perubahan suku bunga.
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari komitmen terutama mendorong literasi rupiah yang inklusif dan kontekstual di tingkat daerah.
Jadi, sebutnya, kegiatan ini sangat penting agar ke depan perumusan kebijakan di daerah secara umum terkait ekonomi, terutama terkait inflasi dapat dilakukan akurat.
PT Dupoin Futures Indonesia secara resmi terdaftar sebagai Pelaku Derivatif Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (PUVA) di bawah pengawasan Bank Indonesia.
Pelaksanaan ERB 2025 secara resmi ditandai dengan pelepasan KRI Hasan Basri-382 dari Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Senin (22/7).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved