Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
EKONOM dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memprediksi Bank Indonesia (BI) akan menurunkan tingkat suku bunga acuannya sebanyak 25 basis point (bps). Langkah BI itu untuk mengikuti aksi The Fed yang telah menurunkan tingkat suku bunganya.
"Prediksinya bunga acuan BI akan turun 25 bps sebagai langkah follow the curves-nya The Fed. Biasanya BI akan mengekor langkah The Fed," kata Bhima, kemarin.
Hal itu disampaikannya menanggapi Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG) yang digelar pada 19-20 Juni 2019 ini. Rapat itu merupakan agenda RDG bulanan yang rutin dilakukan pejabat BI.
Bhima mengungkapkan dunia usaha juga telah memberikan tekanan besar kepada BI untuk menurunkan tingkat suku bunga guna memberikan bunga kredit yang lebih murah. Dengan menurunkan tingkat suku bunga acuan, BI dinilai akan lebih pro kepada sektor riil.
"Dengan bunga yang lebih rendah, cost of borrowing atau biaya peminjaman sektor usaha akan lebih ringan. Pertumbuhan kreditnya lebih tinggi," jelasnya.
Saat ini, BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) berada di level 6%, dengan lending facility rate 6,75% dan deposit facility rate 5,25%.
Senada, Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto menyatakan BI memiliki dua peluang. Pertama, BI tetap menetapkan BI7DRRR di le-vel 6%, dengan lending facility rate tetap 6,75% dan deposit facility rate tetap 5,25%. Kedua, menurunkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 5,75% serta menurunkan deposit facility dan lending facility masing-masing sebesar 25 bps.
"Hanya saja, penurunan lending dan deposit facility bukan yang utama, tapi hanya komplemen atau pelengkap dari BI7DRRR. Yang pasti diturunkan ialah BI7DRRR sebesar 25 bps menjadi 5,75%," kata Ryan. (Ata/E-2)
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari komitmen terutama mendorong literasi rupiah yang inklusif dan kontekstual di tingkat daerah.
Jadi, sebutnya, kegiatan ini sangat penting agar ke depan perumusan kebijakan di daerah secara umum terkait ekonomi, terutama terkait inflasi dapat dilakukan akurat.
PT Dupoin Futures Indonesia secara resmi terdaftar sebagai Pelaku Derivatif Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (PUVA) di bawah pengawasan Bank Indonesia.
Pelaksanaan ERB 2025 secara resmi ditandai dengan pelepasan KRI Hasan Basri-382 dari Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Senin (22/7).
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved