Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
MENYAMBUT Hari Raya Idul Fitri, para karyawan biasanya mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau pemberi kerja.
Tahun ini, ada kemungkinan dana THR dibayarkan bersamaan dengan gaji bulanan. Agar keuangan tetap sehat pascalebaran, Anda harus mengatur kedua pemasukan tersebut dengan tepat.
Head of Wealth Management & Client Growth Bank Commonwealth Ivan Jaya memberikan kiat mudah mengelola THR dan gaji yang datang di saat bersamaan.
Pertama, memisahkan dana THR dan gaji terlebih dahulu. Kemudian, buatlah anggaran dan skala prioritas dana THR dan gaji.
Ivan menyebut idealnya dana THR yang digunakan untuk keperluan hari raya tidak dihabiskan seluruhnya, disarankan sekitar 20-50% dana THR bisa ditabung atau diinvestasikan.
“Dalam pengelolaan THR, kebutuhan untuk hari raya harus diprioritaskan, seperti pembayaran zakat dan kebutuhan tradisi mudik,” kata Ivan Jaya melalui rilis yang diterima, Jumat (17/5).
Ivan menambahkan, sisa dana THR juga bisa dimanfaatkan untuk membayar utang dan ditabung. Tabungan ini bisa digunakan untuk kebutuhan pengeluaran tahunan seperti pembayaran PBB, pajak kendaraan atau qurban.
“Dana THR ini dapat juga diinvestasikan dan jangan diambil untuk kebutuhan masa depan," lanjut Ivan.
Setelah mengatur alokasi pengeluaran dana THR, selanjutnya membuat alokasi pengeluaran gaji bulanan.
Baca juga: THR Mulai Cair, Marketplace Berlomba Rayu Konsumen
Sebesar 20-30% dari pendapatan bulanan diprioritaskan untuk menabung atau berinvestasi. Kemudian, sisihkan 30% untuk membayar cicilan utang, gaya hidup dan sisanya untuk kebutuhan hidup seperti membayar listrik serta membeli persediaan makanan untuk satu bulan.
Hal mendasar yang wajib dilakukan, lanjut Ivan, membuat daftar prioritas, anggaran pengeluaran harus dicatat saat mendapat THR dan gaji bulanan serta disiplin atas apa yang dianggarkan.
"Dengan mencatat segala pengeluaran untuk kebutuhan Lebaran tahun ini, kita bisa memiliki acuan untuk pengelolaan THR tahun berikutnya dan juga gaji bulanan," ungkapnya.
Ivan juga menyarankan agar masyarakat terbiasa menyisihkan dana investasi untuk memiliki masa depan yang aman.
"Menabung atau investasi, baru kemudian membelanjakan uang. Bukan sebaliknya," tuturnya.
Sehingga, usai menerima dana bonus tidak serta-merta berhasrat membeli kebutuhan konsumtif yang sifatnya untuk kepuasan sementara.
Ivan menyarankan sebisa mungkin pendapatan tahunan digunakan untuk pengeluaran tahunan dan pendapatan bulanan untuk pengeluaran bulanan. Idealnya, jumlah yang diinvestasikan adalah 50% dari dana THR.
Namun, kini investasi tidak lagi membutuhkan uang yang banyak. Dengan Rp100 ribu pun bisa berinvestasi di reksadana.
“Kita harus mengetahui instrument investasi yang cocok dengan profil risiko diri serta memberikan nilai tambah. Karena dana yang diinvestasikan akan berkembang lebih pesat daripada hanya menggunakan instrumen keuangan lain seperti tabungan. Instrumen investasi ini seperti obligasi negara (ORI), sukuk atau reksadana yang kini sangat terjangkau,” jelas Ivan.(OL-5)
Anak-anak bergembira menyambut Lebaran karena bakal memperoleh THR dari keluarga besar. Pertanyaannya, bolehkah orangtua menggunakan uang THR anak?
Harus ada penanganan proses hukum dari aksi tersebut.
Perputaran uang pada Lebaran tahun ini diprediksi tidak sebesar seperti Lebaran tahun sebelumnya
DUNIA usaha menyatakan resah dengan maraknya praktik premanisme berkedok organisasi masyarakat (ormas) yang meminta tunjangan hari raya (THR) kepada pengusaha.
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menghadirkan solusi mudah dan aman bagi masyarakat menyalurkan THR melalui super app BRImo.
pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) untuk para eks pekerja Sritex, menurut Ahmad Aziz, proses tersebut telah dituntaskan dan berjalan lancar 100%
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved