AirAsia Jual Unit Usaha di Bidang Penyewaan Pesawat Senilai US$ 1,18 Miliar

Fetry Wuryasti
01/3/2018 17:43
AirAsia Jual Unit Usaha di Bidang Penyewaan Pesawat Senilai US$ 1,18 Miliar
AirAsia Jual Unit Usaha di Bidang Penyewaan Pesawat(ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

AIR Asia Berhad mengumumkan kesepakatan dengan BBAM Limited Partnership (BBAM), salah satu perusahaan pengelola investasi pesawat jet komersial yang terbesar di dunia, untuk menjual unit usahanya di bidang penyewaan pesawat terbang.

Asia Aviation Capital Ltd, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh AirAsia Berhad, telah menandatangani perjanjian untuk menjual unit operasi penyewaan pesawat terbangnya kepada entitas yang dikelola oleh BBAM dengan total nilai penjualan sebesar US$ 1,18 miliar atau setara Rp16,27 triliun (berdasarkan kurs Bank Indonesia Rp 13.793) , dengan mempertimbangkan nilai perusahaan sebesar US$ 2,85 miliar.

Berdasarkan kesepakatan, FLY Leasing Limited (FLY), Incline B Aviation Limited Partnership (Incline), dan Nomura Babcock and Brown (NBB) akan mengakuisisi sebanyak 84 pesawat terbang dan 14 mesin di mana 79 pesawat dan 14 mesin di antaranya akan disewakan kembali pada AirAsia dan afiliasinya. FLY dan Incline pun sepakat untuk mengakuisisi 48 pesawat yang akan dikirim ke AirAsia Berhad dan tengah mempertimbangkan untuk mengakuisisi 50 pesawat lainnya.

Selain itu, AirAsia Berhad juga akan menerima nilai investasi sebesar US $ 50 juta di FLY American Depositary Shares (ADS), sehingga AirAsia Berhad diperkirakan memiliki sekitar 10,2% saham FLY.

AirAsia Berhad juga akan berkomitmen untuk berinvestasi di Incline Parallel Funds senilai US$ 50 juta, bersama-sama dengan Incline Aviation Master Fund dalam bidang investasi penerbangan global. Melalui langkah ini, AirAsia Berhad diperkirakan akan memperoleh keuntungan penjualan sekitar RM967,1 juta.

CEO Grup AirAsia, Tony Fernandes mengatakan penjualan unit usaha ini selaras dengan strategi untuk mengurangi aset dan bisnis non inti.

"Sebuah langkah yang telah berhasil kami lakukan dalam enam bulan terakhir, yang diawali dengan pusat pelatihan, unit pelayanan darat dan sekarang unit penyewaan pesawat kami, sehingga mengungkap nilai dari AirAsia yang sesungguhnya,” ujarnya, Kamis (1/3).

Mulanya tidak sedikit yang mempertanyakan keputusan perusahaan untuk membeli pesawat-pesawat tersebut. Kesepakatan ini menunjukkan bahwa upaya tersebut adalah strategi yang tepat karena perusahaan memiliki aset investasi yang bernilai untuk dijual kembali sebagai imbalan atas uang dan hubungan ekuitas dalam dua perusahaan besar, sekaligus mengurangi risiko residual.

"Strategi yang kami mulai pada tahun 2004 tersebut kini membuahkan hasil yang baik dan saya sangat senang mampu mewujudkan visi jangka panjang kami. Kami sekarang telah mengurangi sebagian besar aset fisik non inti dan kami sangat senang bisa memulai strategi digital yang baru yang akan membuat kelompok aset kami lainnya menjadi semakin bernilai," kata Tony.

Grup AirAsia memulai kemitraan jangka panjang baru ini dengan tim di BBAM dan FLY. CEO BBAM, Steve memiliki visi dan keberanian untuk mengambil alih BBAM dan membangun bisnis sewa guna usaha bersama para profesional di bidangnya.

"Tony dan timnya telah membangun bisnis yang luar biasa di AirAsia dan kami merasa beruntung memiliki kesempatan untuk membangun kemitraan jangka panjang dengan perusahaan sekelas AirAsia," ujar CEO BBAM, Steve Zissis.

Credit Suisse, BNP Paribas, dan RHB bertindak sebagai penasihat keuangan bersama, serta Milbank dan ZICO bertindak sebagai penasihat untuk AirAsia Berhad. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya