Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
SEPERTI halnya anjuran untuk menyikat gigi setiap hari agar menjaga kebersihan mulut, mengganti celana dalam yang bersih setiap hari juga sama pentingnya untuk menjaga kebersihan area genital.
Namun, banyak orang mungkin tidak mengetahui hal tersebut. Suatu survei di Inggris yang diikuti kurang lebih 2 ribu responden menyimpulkan bahwa 20% dari para responden pria mengganti celana dalam mereka hanya sekali dalam sepekan. Sebelumnya, pada 2019, suatu survei di AS mendapati bahwa ada 45% dari 2 ribu responden yang baru mengganti celana dalam mereka setelah dua hari atau lebih.
Padahal, jika kita kerap malas mengganti celana dalam setiap hari, akan berimbas pada area genital dan ujung-ujungnya bisa memengaruhi kesehatan. Berikut beberapa dampak buruk tidak mengganti celana dalam setiap hari, seperti dilansir dari situs kesehatan, Healthshots.
1. Berbau Tidak Sedap
Kotoran dan kelembapan yang menumpuk pada celana dalam sepanjang hari menjadi tempat berkembang biak yang ideal bagi bakteri, ragi, dan jamur yang sering kali terkontaminasi dengan kotoran dan urin.
Akumulasi penumpukan ini dapat menyebabkan bau busuk yang tidak hanya memalukan, tetapi juga sangat tidak sehat pada saat yang bersamaan.
2. Tumbuh Jerawat
Karena banyaknya keringat, kelembapan, kotoran dan minyak yang menumpuk, dan itu juga dalam jangka waktu yang lama, bisa tumbuh benjolan merah.
Pahami bahwa sama seperti halnya wajah, area genital juga harus tetap segar dan bersih jika ingin terhindar dari jerawat. Apabila tumbuh jerawat di area tersebut, tentu membuat Anda tidak nyaman.
3. Infeksi Jamur
Infeksi jamur adalah salah satu masalah paling umum dan sebagian besar disebabkan oleh praktik kebersihan yang tidak tepat. Infeksi semacam ini bisa menyebar jika memakai celana dalam kotor yang sama selama beberapa hari.
4. Alami Ruam
Tidak mengganti celana dalam setiap hari dapat membuat kulit Anda iritasi, meradang, dan sensitif karena kelembapan berlebih sehingga menyebabkan ruam. Ruam pada area genital tentu membuat aktivitas sehari-hari menjadi sulit.
Seberapa Sering Harus Mengganti Celana Dalam?
Secara umum, kamu harus mengganti pakaian dalam setiap hari untuk mencegah masalah kesehatan di area genital.
Tak hanya itu, Dr Deepa Dewan, Direktur Asosiasi & Kepala Unit Kebidanan dan Ginekologi, Max Hospital, Gurgaon, India juga menuturkan ada beberapa kondisi tertentu yang membuat Anda harus lebih sering mengganti celana dalam satu hari. Misalnya, bagi perempuan, saat tengah mengalami menstruasi. Atau, ketika ada kondisi dan atau situasi yang membuat kita berkeringat.
“Jika Anda pergi ke gym dan banyak berkeringat di sana, Anda harus mengganti celana dalam tersebut,” sarannya. (M-2)
Kesehatan generasi muda adalah dasar utama untuk kemajuan Jakarta.
Sebagai langkah nyata mendukung tumbuhnya industri beauty and wellness nasional, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menginisiasi pameran wellness terbesar di Tanah Air.
Monk fruit adalah pemanis alami bebas kalori yang cocok untuk penderita diabetes dan diet rendah gula. Simak manfaatnya sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan solusi manis sehat.
MENU kopi hitam dan singkong rebus seringkali menjadi kombinasi yang cocok untuk santap pagi hari atau sebagai cemilan mengobrol dengan kerabat.
Vaksin memiliki beragam manfaat, antara lain untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit berbahaya seperti polio serta mencegah komplikasi berat yang dapat menyebabkan kecacatan.
Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, dibutuhkan generasi yang tidak hanya cerdas dan kreatif, tetapi juga sehat secara fisik dan mental, memiliki ketahanan terhadap tantangan global.
Departemen Kesehatan Masyarakat South Carolina, menyebut paparan ameba ini kemungkinan terjadi di Danau Murray, Colombia.
UPAYA pengendalian resistensi antimikroba (AMR) dibutuhkan untuk mencegah kemunculan berbagai penyakit berbahaya, termasuk yang bisa menimbulkan pandemi.
Dalam susu sapi, kami menemukan enam jenis oligosakarida asam dan empat jenis oligosakarida netral yang memiliki potensi bioaktif.
Tjandra Yoga menekankan pentingnya upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh para jemaah dan petugas kesehatan.
Ilmuwan dari Universitas Tulane mengembangkan metode baru berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi resistansi antibiotik pada bakteri penyebab penyakit mematikan.
Infeksi kulit perlu segera dilakukan lebih lanjut, karena bisa jadi infeksi jamur semakin meluas dari sela-sela jari dapat menyebar ke area kulit lain sehingga rasa gatal semakin parah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved