Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
Seperti negara-negara maju lainnya, Jepang juga tidak mau kalah dalam mengembangkan misi luar angkasa mereka. Pada Kamis (7/9), badan anatariksa negeri Matahari Terbit itu meluncurkan sebuah roket yang diharapkan akan menjadi pendaratan pertama mereka di Bulan.
Roket H2-A diluncurkan pada pukul 08:42 (Rabu 23.42 GMT) membawa pendarat presisi yang diberi nama "Moon Sniper". Roket ini diperkirakan mendarat di permukaan Bulan dalam empat hingga enam bulan.
Lepas landas dari Tanegashima di Jepang selatan, yang telah ditunda tiga kali karena cuaca buruk, disaksikan oleh sekitar 35 ribu orang secara online.
Roket tersebut juga membawa satelit penelitian yang dikembangkan bersama oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), NASA, dan Badan Antariksa Eropa.
Peluncuran tersebut dilakukan setelah India bulan lalu mendaratkan pesawat di dekat kutub selatan Bulan, sebuah momen bersejarah bagi negara berpenduduk terpadat di dunia dan program luar angkasanya yang berbiaya rendah.
Mesin pendarat Jepang, yang secara resmi disebut Smart Lander for Investigating Moon (SLIM), dirancang untuk mendarat dalam jarak 100 meter dari target tertentu di Bulan, jauh lebih kecil dari jangkauan biasanya yang hanya beberapa kilometer.
“Dengan menciptakan pendarat SLIM, manusia akan melakukan perubahan kualitatif untuk bisa mendarat di tempat yang kita inginkan dan bukan hanya di tempat yang mudah untuk mendarat,” kata JAXA sebelum peluncuran.
“JIka ini sukses, akan ada kemungkinan untuk mendarat di planet yang sumber dayanya lebih langka dibandingkan Bulan,” katanya.
“Secara global, belum pernah terjadi pendaratan tepat di benda langit dengan gravitasi signifikan seperti Bulan,” kata JAXA.
Sejauh ini, India bergabung dengan Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok dalam menempatkan pesawat ruang angkasa di permukaan bulan, dan menjadi negara pertama yang melakukannya di kutub selatan.
Upaya Jepang sebelumnya telah gagal, termasuk tahun lalu ketika mereka mengirim wahana antariksa ke Bulan bernama Omotenashi sebagai bagian dari program Artemis Amerika Serikat. Seukuran tas ransel, Omotenashi semula digadang-gadang akan menjadi pendarat Bulan terkecil di dunia.
Namun setelah wahana tersebut diluncurkan dengan roket NASA dari Kennedy Space Center di Florida, misi tersebut kacau dan komunikasi terputus.
Jepang juga mempunyai masalah dengan peluncuran roket, setelah peluncuran model H3 generasi berikutnya pada bulan Maret dan Epsilon berbahan bakar padat yang biasanya dapat diandalkan pada bulan Oktober lalu, juga gagal. (AFP/M-3)
Sinyal radio tak biasa yang muncul dari bawah es Antartika tengah membingungkan para ilmuwan fisika partikel. Temuan ini berasal dari pengamatan Antarctic Impulsive Transient Antenna (ANITA)
Mengapa luar angkasa tampak gelap meskipun Matahari bersinar terang dan miliaran bintang menghuni jagat raya? Pertanyaan ini menjadi topik menarik yang sering dicari di Google.
Luar angkasa masih terlihat gelap, padahal ada miliaran bintang yang bersinar. Simak penjelasan ilmiahnya berikut.
LUAR angkasa menjadi salah satu simbol imajinasi yang tanpa batas sekaligus mengajak kita untuk bermimpi lebih tinggi.
Katy Perry mengungkapkan penerbangannya ke luar angkasa bersama Blue Origin pada 14 April 2025 telah menjadi pengalaman yang sangat emosional dan transformatif.
Setelah kembali dari misi luar angkasa bersejarah bersama kru perempuan pertama Blue Origin, Gayle King dan Lauren Sánchez buka suara menanggapi kritik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved