Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Desainer Auguste Soesastro menggelar pameran tunggal skala besar perdananya dalam bentuk fesyen and art exhibition bertajuk ꦢꦪꦤꦶꦁꦧꦸꦢꦶ (bahasa jawa: dibaca dayaningbudi)- force of subtleness, di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat mulai 15 Agustus hingga 10 September 2023.
Setelah 15 tahun sukses meluncurkan jenama KRATON di New York Fashion Week, Auguste mengeksplorasi berbagai pendekatan baru dalam dunia mode. Dalam pameran ini, misalnya, ia menilik perpaduan antara warisan budaya Jawa dan Tiongkok serta pengaruh budaya Eropa dalam konteks abad ke-21.
Berakar dari sejarah keluarga, perjalanan hidup pribadi dalam pergulatan identitas, migrasi dan asimilasi budaya, ꦢꦪꦤꦶꦁꦧꦸꦢꦶ atau dibaca dengan Dayaningbudi mengguncang konvensi sosial dan merobohkan stereotip identitas rasial dan kelas.
Bersifat semi retrospektif, pameran ini merupakan bentuk reinterpretasi dan penilaian ulang dari koleksi Auguste terdahulu, selain menampilkan berbagai rancangan baru yang inovatif.
"Exhibition ini sebenarnya bukan retrospektif karena 15 tahun saya berkarya karena menurut saya belum pantas. Jadi ini semi retrospektif yang mengangkat tiga tema yang menjadi fokus saya di dalam berkarya selama ini, tetapi belum pernah saya pisah-pisah dan benar-benar saya jelaskan semuanya," katanya, saat jumpa pers pameran ꦢꦪꦤꦶꦁꦧꦸꦢꦶ - force of subtleness di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (14/8).
Tiga tema tersebut ialah Njawani, Architecture, dan Minimalism. "Total semuanya ada sekitar 50-an yang dipamerkan," tutur Auguste. Karya dalam pameran ini tercipta melalui goresan rapih, pilihan tekstil mewah, dan siluet arsitektur yang selama ini menjadi ciri khas sang perancang.
Di bagian Njawani, Auguste merangkul budaya, gaya hidup, dan falsafah orang Jawa dan relasinya dengan kultur peranakan dan keturunan pendatang lain. Dibekali pemahaman sejarah transnasional seraya tetap menaruh hormat pada tradisi, rancangan Auguste dapat berevolusi, bebas dari konvensi yang statis, lepas dari batasan, politik, dan ketabuan yang tidak berdasar.
Sedangkan Architecture meriwayatkan titik balik dalam riset Auguste untuk mencari diagram konstruksi yang eksperimental, yang mendorong batasan-batasan tradisional dalam pembuatan pola.
Sementara Minimalism menggarisbawahi obsesi Auguste untuk membuat pakaian dari pola tunggal. Pakaian dengan pola tunggal selalu ia sertakan dalam pergelaran busananya, yang tampil sangat bersih dan tidak mencolok.
"Setiap section ada baju-bajunya dan di situ saya berusaha sebaik mungkin untuk menjelaskan setiap karya itu saya dapat dari mana dan mungkin di balik karya itu apa. Karena itu menurut saya penting untuk menjelaskan asal usul karya kita," paparnya.
Sebagai pendamping untuk berbagai karya mode yang dihadirkan dalam pameran ini, Auguste juga melahirkan konsep gelaran mode yang otentik, yang ditopang oleh karya seni visual berupa video intaslasi yang yang diputar di area pameran. Hal ini sebagai upaya mendorong dirinya melampaui batas-batas dunia mode dan memasuki ranah kecintaannya pada seni. Karya seni video tersebut menonjolkan perpaduan budaya yang menjadi identitas dirinya, sekaligus memperkuat narasi desain dan pameran secara keseluruhan.
Selama pameran berlangsung, pengunjung juga dapat melihat katalog dari karya-karya Auguste yang lengkap dengan masing-masing penjelasannya yang dapat dipindai melalui barcode yang ada di area pameran. Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati pertunjukan musik dan/atau tari, bincang-bincang dengan seniman, dan lainnya, serta berbagai lokakarya yang dihadirkan oleh Auguste dan bintang tamu yang merupakan pakar di bidangnya masing-masing.
Selain kurator dan sejarawan Dr. Sadiah Boonstra, dan arsitek yang terlibat langsung dalam perencanaan pameran, pameran ini juga terselenggara atas dukungan dari berbagai pihak mulai dari Plaza Indonesia, Bank BCA, City Vision, dan Bakti Budaya Djarum Foundation.(M-3)
Melalui local craftmanship, pembuatan sepatu lokal tidak hanya manjadi bisnis, tapi juga merupakan bagian penting dari pemberdayaan lokal, warisan budaya, dan identitas.
Konsumen fashion di AS menggugat Hermes karena dianggap enggan menjual tas Birkin tanpa pembelian produk mewah lainnya.
Selain nyaman dikenakan, rok plisket juga mudah dipadu-padankan dengan berbagai atasan, seperti crop shirt, sweater, blus, blazer, dan lainnya
Koleksi ini memiliki motif geometris khas Maroko.
Tren fesyen celana putih dari Oprah Winfrey, Reese Witherspoon, dan Emma Stone bisa menginspirasi gaya anda.
Dalam Drip&Drop, pengunjung diajak untuk mendonasikan pakaian bekas pakai, dan donasi tersebut akan disalurkan untuk mendukung pendidikan anak kurang mampu.
Kids & Artwear Carnival menampilkan kreasi busana tematik dari desainer, komunitas, brand
Hasil survei Adidas dan White Ribbon menunjukkan sebagian besar pelari perempuan merasa khawatir akan keselamatan mereka. Tapi apakah pakaian mereka yang menjadi pemicu?
Banyak desainer fesyen berlomba-lomba menghadirkan busana muslim terbaik untuk wanita. Fesyen Desainer Vivi Mar'i Zubedi dengan merek Vivi Zubedi, Brand no Brand hingga terbaru Mayyech.
Kisah aktris Dian Sastrowardoyo menjadi salah satu inspirasi untuk memberikan wadah bagi perempuan di usia 30 tahun ke atas untuk mengejar potensi terbaik, terlepas dari usia mereka.
ISSA Group kembali menggelar Pop-Up Booth & Exhibition dengan konsep One Stop Shopping di Main Atrium Pondok Indah Mall 2
ESMOD Jakarta kembali menggelar acara terbesar mereka, Creative Show 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved