Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

PBB Gelar KTT Bahas Pemulihan Sistem Pangan Global

Adiyanto
24/7/2023 22:03
PBB Gelar KTT Bahas Pemulihan Sistem Pangan Global
Masyarakat adat yang kekurangan pangan di La Guajira, Kolombia(JOAQUIN SARMIENTO / AFP)

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dibuka di Roma pada Senin (24/7) bertujuan untuk mengatasi semrawutnya sistem pangan global yang menyebabkan bencana kelaparan, meningkatnya penderita obesitas, serta rusaknya lingkungan.

KTT mengenai sistem pangan ini diadakan di tengah meningkatnya kerawanan pangan di seluruh dunia. Sejumlah badan PBB bahkan memperingatkan peningkatan jumlah orang yang menderita kelaparan kronis.

“Di dunia yang berkelimpahan ini, sangat keterlaluan orang terus menderita dan mati karena kelaparan,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada pembukaan pertemuan yang rencananya berlangsung selama tiga hari tersebut.

"Sistem pangan global rusak dan miliaran orang membayar akibatnya," tegasnya,

Menurut Guterres lebih dari 780 juta orang kelaparan di seluruh dunia, bahkan hampir sepertiga dari makanan dunia terbuang sia-sia atau hilang. Sementara 462 juta orang kekurangan berat badan, dua miliar lainnya justru kelebihan berat badan atau obesitas.

KTT tersebut mempertemukan perwakilan dari tiga badan pangan PBB yang berkantor pusat di Roma, yakni Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Dana Internasional untuk Pembangunan Pertanian (IFAD). dan Program Pangan Dunia (WFP), bersama sejumlah kepala negara, perwakilan pemerintah, serta delegasi lainnya.

Transformasi radikal

Sistem pangan mencakup semua aktivitas yang terkait dengan produksi, pemrosesan, transportasi, dan konsumsi pangan. Untuk menjadikannya lebih berkelanjutan, efisien, dan adil, merupakan tugas yang kompleks dan melibatkan banyak sektor dan aktor atau pelaku di dalamnya. Selain itu, sistem pangan juga dipengaruhi oleh berbagai tren. seperti urbanisasi, perubahan iklim, teknologi, dan kebijakan pemerintah.

Menurut WFP, perubahan cuaca yang ekstrem, pandemi covid, dan konflik politik, termasuk perang di Ukraina, telah berperan meningkatkan jumlah orang yang menghadapi kelaparan hingga 122 juta sejak 2019.

Dalam laporannya awal bulan lalu, lembaga itu memperkirakan sebanyak 691 juta hingga 783 juta orang menghadapi kelaparan tahun lalu.

Guterres menegaskan kembali keprihatinannya kebijakan Rusia yang melarang kapal kargo Ukraina yang membawa biji-bijian meninggalkan pelabuhan Laut Hitam. "Akibat kebijakan itu yang paling rentan harus memnbayar harga mahal,” ujarnya.

FAO mengatakan perlu transformasi radikal dalam cara makanan diproduksi, diproses, diperdagangkan, dan dikonsumsi oleh populasi dunia yang terus bertambah. (AFP/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya