Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Proses Daur Ulang Sampah di Lebanon Gunakan Sistem Lantatur

Adiyanto
03/7/2023 13:22
Proses Daur Ulang Sampah di Lebanon Gunakan Sistem Lantatur
Petugas menerima sampah yang diserahkan oleh warga(JOSEPH EID / AFP)

Layanan drive thru biasanya digunakan restoran cepat saji. Namun, di Lebanon, layanan tanpa turun (lantatur) ini juga dipakai unttuk proses daur ulang sampah. Warga yang bermobil berhenti di tempat semacam ini untuk menukar botol, karton, atau kaleng bekas dengan uang tunai. Sistem layanan semacam ini merupakan  hal baru di Lebanon yang telah lama dilanda krisis sampah.

Biasanya sampah dibakar secara ilegal di tempat pembuangan sampah dan sebagian dibuang ke selokan dan mengapung di lepas pantai di Laut Mediterania. Daur ulang yang dikelola pemerintah sebagian besar telah bangkrut seiring krisis ekonomi yang terjadi di negeri itu dalam tiga tahun terakhir

“Dulu pemerintah menguasai sektor ini dan sekarang bangkrut,” kata Pierre Baaklini, 32, pendiri Lebanon Waste Management, seperti dikutip AFP, Senin (3/7).

Sekitar setahun yang lalu, dia mulai mendirikan 'stasiun' daur ulang sampah dengan sistem lantatur ini dan membuka cabang berikutnya pada Februari di Burj Hammoud, pinggiran Kota Beirut yang terkenal dekat dengan tempat pembuangan sampah.

Lebih dari 80% penduduk Lebanon hidup dalam kemiskinan. Sebagian dari mereka mencari nafkah dengan memilah-milah sampah untuk dijual guna menyambung hidup. Baaklini mengatakan pelanggannya umumnya mereka yang sadar lingkungan, dan di antaranya orang-orang dengan tingkat ekonomi cukup. Mereka berkendara ke 'stasiun' penukaran sampah terdekat. Petugas menerima semuanya, mulai dari kardus, plastik, kaca, logam, limbah elektronik, hingga minyak goreng bekas.

Satu kilogram (2,2 pon) karton dihargai 2.000 pound Lebanon (sekitar dua sen), sedangkan kaleng aluminium bernilai 50 ribu pound per kilogram. "Daur ulang jelas merupakan solusi yang jauh lebih baik untuk masalah sampah di Lebanon", kata Rony Nashef, salah seorang warga.

Baaklini, mengatakan sampah yang telah mereka sortir ini dijual kepada klien lokal maupun internasional. "Apa yang kami lakukan di sini juga sekaligus mengedukasi dan meningkatkan kesadaran, masyarakat, terutama siswa sekolah. Mereka terkadang mengunjungi fasilitas ini untuk belajar tentang daur ulang."

Insinyur lingkungan Ziad Abichaker mengatakan proses daur ulang selalu diabaikan oleh pihak berwenang. "Hanya sekitar 10% dari beban limbah harian Lebanon sebesar 5 ribu ton yang didaur ulang," kata pria yang mengepalai Cedar Environmental, sebuah kelompok lingkungan yang berspesialisasi dalam teknologi pengolahan sampah.(M-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya