Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Umay Shahab kembali duduk di kursi sutradara dengan film panjang terbarunya, Ketika Berhenti di Sini. Film ini menjadi film panjang keduanya sebagai sutradara setelah Kukira Kau Rumah. Ini sekaligus menjadi kerja sama kedua Umay bersama Prilly Latuconsina yang berperan sebagai pemeran utama dan produser eksekutif.
Film Ketika Berhenti di Sini berkisah tentang Anindita Semesta (Prilly Latuconsina) yang bertemu dengan Ed (Bryan Domani). Pertemuan yang diawali salah paham, berujung pada perbincangan panjang dan hangat. Mereka pun lalu menjadi sepasang kekasih hingga Ed mengalami kecelakaan dan meninggal. Dita kemudian menjalani hidupnya dan bertemu dengan Ifan (Refal Hady), kekasihnya kini. Tapi, Dita masih dibayangi rasa kehilangan dan belum bisa beranjak dari masa lalu.
“Ide cerita film ini diawali oleh pertanyaan bagaimana kalau suatu saat kita bisa komunikasi lagi dengan yang sudah tiada. Atau dengan siapapun yang kita mau ajak bicara. Mulai dari pertanyaan itu, sampai jadi cerita ini, garis besarnya adalah kehilangan,” kata Umay saat konferensi pers dan perilisan trailer di XXI Metropole, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu, (28/6).
Di film ini, ada teknologi kecerdasan buatan (AI) yang menjadi properti utama dalam bentuk kacamata. Di trailer, terlihat ketika Dita mengenakan kacamata tersebut, ia bisa berkomunikasi dengan almarhum Ed.
Dalam pengembangan properti kacamata dan konteks teknologi AI tersebut, Umay dan art director juga berkonsultasi dengan salah satu temannya yang merupakan mahasiswa magister tentang kecerdasan buatan di Taiwan ketika itu.
“Kami memakan waktu hampir 1,5 tahun untuk riset dan pengembangan tentang properti kacamatanya,” lanjut Umay.
Bagi Prilly sendiri, tema kehilangan menjadi suatu tema yang punya kedekatan bagi siapa pun. Ia mengatakan konteks kehilangan juga tidak terbatas pada seseorang yang dekat atau disayang. Tapi juga bisa terikat pada hal-hal keseharian termasuk hewan peliharaan.
Di film ini, Prilly pun menyebut menjadi tantangan baru baginya karena ia harus bermain dengan emosi yang intens.
“Dita ini karakter yang kompleks banget. Aku pun jadi merasa kesulitan untuk memerankan karakter ini. Bahkan Bryan Domani sempat mengulasku, katanya mana Prilly yang tertawa terus, kok depresif banget kayaknya di sini. Ini karakter terberat yang aku mainkan. Karena Dita ini menyimpan semuanya sendiri. Secara emosi juga tidak bisa ditunjukkan dengan eksplisit,” kata Prilly.
Selain Prilly, Bryan, dan Refal, film ini juga diperankan di antaranya oleh Lutesha, Sal Priadi, dan Indra Brasco. Film ini akan tayang di bioskop pada 27 Juli.(M-3)
Lagu Segalanya sekaligus akan menjadi soundtrack dari film La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka yang juga dibintanginya.
Di dalam film ini diceritakan bagaimana sulitnya petani memperoleh modal untuk mengolah lahan mereka, antara lain karena mahalnya harga pupuk dan pestisida kimia.
FILM Believe: Takdir, Mimpi, dan Keberanian merilis poster dan trailer keduanya yang menampilkan sisi lain dari dampak perang. Tentang penantian yang tak pasti dari keluarga prajurit.
CINEMORA Filmworks bersama JT Clinic resmi mengumumkan projek film layar lebar terbaru mereka dengan judul The Shift. Film ini dijadwalkan produksi pada Oktober 2025.
Inspiring Asia Micro Film Festival 2025 #InspiringIndonesia bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan sebuah gerakan kolektif yang memadukan seni, solidaritas, dan perubahan sosial.
Elio diproduksi oleh Disney dan Pixar, dan dirancang sebagai film keluarga yang bisa ditonton oleh semua kalangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved