Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Pakar paleontologi di Afrika Selatan, Senin (5/6) mengatakan mereka telah menemukan situs pemakaman tertua di dunia. Situs itu berisi sisa-sisa kerabat jauh manusia berotak kecil yang sebelumnya dianggap tidak mampu melakukan perilaku kompleks.
Dipimpin oleh paleoantropolog (pakar fosil) terkenal Lee Berger, para peneliti mengatakan mereka menemukan beberapa spesimen Homo naledi - pemanjat pohon, hominid Zaman Batu yang terkubur sekitar 30 meter (100 kaki) di bawah tanah dalam gua di Cradle of Humankind, sebuah situs warisan dunia yang diakui UNESCO, dekat Johannesburg.
"Ini adalah penguburan paling kuno yang tercatat dalam catatan hominin, lebih awal dari bukti penguburan Homo sapiens setidaknya 100.000 tahun," tulis para ilmuwan dalam serangkaian makalah yang belum ditinjau dan pracetak yang rencananya akan diterbitkan di eLife.
Baca juga : Manusia Gading yang Ditemukan di Iberia ternyata Seorang Perempuan
Temuan ini menantang pemahaman mengenai evolusi manusia saat ini, karena biasanya dianggap bahwa perkembangan otak yang lebih besar memungkinkan untuk melakukan aktivitas yang kompleks, termasuk misalnya menguburkan orang mati.
Pemakaman tertua yang sebelumnya digali, ditemukan di Timur Tengah dan Afrika, berisi sisa-sisa Homo sapiens -- dan berusia sekitar 100.000 tahun. Yang ditemukan di Afrika Selatan oleh Berger dan rekan penelitinya, berasal dari setidaknya 200.000 SM.
Di pemakaman itu itu juga terdapat Homo naledi, spesies primitif di persimpangan antara kera dan manusia modern, yang memiliki otak seukuran jeruk dan tingginya sekitar 1,5 meter (lima kaki).
Dengan jari-jari tangan dan kaki yang melengkung, tangan dan kaki yang memegang perkakas dibuat untuk berjalan, spesies yang ditemukan oleh Berger dklk telah menjungkirbalikkan anggapan bahwa jalur evolusi kita adalah garis lurus.
“Penemuan ini menunjukkan bahwa praktik penguburan mayat tidak terbatas pada Homo sapiens atau hominin lain dengan ukuran otak besar,” kata para peneliti. “Situs pemakaman itu bukan satu-satunya tanda bahwa Homo naledi mampu melakukan perilaku emosional dan kognitif yang kompleks,” tambah mereka. (AFP/M-3)
Artefak berumur 1.000 tahun ini, yang ditemukan oleh peneliti dari Universitas Nicolaus Copernicus (NCU), menjadi fokus penelitian terbaru yang dipublikasikan
Sebanyak tujuh tempayan pemakaman berukuran besar di masa pra-Columbus ditemukan di tengah hutan hujan Amazon, Brasil,
Tim arkeolog di Barcelona menemukan sisa-sisa kapal abad ke-15 atau ke-16 saat menggali situs bekas pasar ikan untuk pembangunan pusat biomedis.
Para arkeolog menemukan sebuah altar berusia 1.700 tahun di Tikal, Guatemala, yang mengungkap dominasi budaya dan politik Teotihuacan atas peradaban Maya.
Penemuan ratusan alat batu di Longtan, Tiongkok, mengungkapkan tradisi pembuatan alat yang mirip dengan gaya Quina yang sebelumnya dianggap khas Neanderthal di Eropa.
Arkeolog menemukan 41 kuburan anak-anak dari Zaman Perunggu dan Besi di Fredrikstad, Norwegia, yang ditandai dengan lingkaran batu misterius.
MENEMUKAN kembali identitas Indonesia, demikian ide penulisan sejarah yang diusung oleh Kementerian Kebudayaan dengan melibatkan 113 sejarawan dan arkeolog.
ANGGA Dwimas Sasongko bersama Visinema Pictures meneruskan ambisinya untuk menggarap film epik tentang Pangeran Diponegoro berjudul Perang Jawa.
PENGENALAN dan pemahaman atas sejarah dan objek bersejarah serta aturannya selayaknya diketahui masyarakat Depok, terutama para pelajar dan guru sejarahnya sebagai stakeholders.
PENELITI senior BRIN Lili Romli menyayangkan pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon tentang tidak adanya bukti yang kuat terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Menurutnya, pengingkaran terhadap peristiwa tersebut adalah bentuk penghapusan jejak sejarah Indonesia.
Proyek penyusunan ulang sejarah Indonesia ini sangat problematik dan potensial digunakan oleh rezim penguasa untuk merekayasa dan membelokkan sejarah sesuai dengan kepentingan rezim.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved