Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Perubahan Iklim Pengaruhi Kesehatan Mental Warga Perdesaan Australia 

Devi Harahap
03/5/2023 15:21
Perubahan Iklim Pengaruhi Kesehatan Mental Warga Perdesaan Australia 
Ilustrasi banjir di perdesaan(ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho)

PERUBAHAN iklim tak hanya berefek pada permasalahan ekologi, namun juga mempengaruhi stabilitas kesehatan mental manusia. Jika hal tersebut terus berlanjut akan berdampak pada turunnya kualitas kehidupan karena gangguan mental melemahkan sejumlah aspek kesejahteraan psikologis individu dan kelompok. 

Dalam jangka panjang, perubahan iklim akan berdampak serius pada gangguan mental manusia mulai dari depresi, kecemasan, stres pasca-trauma, tekanan emosional dan eksaserbasi penyakit mental akut hingga ancaman bunuh diri. Ancaman akan perubahan iklim telah menjelma menjadi krisis global yang terus berkembang dan terus meluas setiap saat.

Seperti dilansir dari laman resmi Universitas Sydney pada Rabu (3/5), saat ini ancaman iklim bukan dirasakan masyarakat urban tetapi juga masyarakat di wilayah perdesaan sudah menghadapi kekeringan, kebakaran, dan banjir setiap beberapa minggu. Fenomena ini diklaim para peneliti belum pernah terjadi sebelumnya.

Penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Climate Change and Health itu memaparkan dampak kesehatan mental dan kesejahteraan dari peristiwa yang disebabkan oleh perubahan iklim sangat banyak. Namun, masih sedikit faktor yang mendorong ketahanan masyarakat perdesaan terhadap dampak ini.

“Sampai saat ini literatur tentang dampak kesehatan mental dari perubahan iklim telah berfokus pada bagaimana individu merespons. Intervensi terapeutik umumnya juga berfokus pada patologi kecemasan iklim dan melihatnya sebagai masalah atau tantangan individu, daripada melihat kecemasan iklim sebagai respons alami manusia terhadap krisis kolektif,” ujar peneliti. 

Peneliti pun mengungkapkan pendekatan semacam itu juga sering melewatkan konteks yang lebih luas dan berbagi pengalaman tentang perubahan iklim, misalnya trauma bersama dari suatu komunitas yang mengalami peristiwa terkait cuaca ekstrem atau rasa kebersamaan tentang ancaman eksistensial yang dapat dipicu oleh perubahan iklim.

“Relevansi khusus di Australia adalah komunitas perdesaan, di mana dampak iklim mengancam dan memperburuk kerugian kesehatan dan sosial yang sudah dialami di lokasi pedesaan dibandingkan dengan perkotaan,” ungkap peneliti.

Sementara itu, penelitian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyoroti perubahan pola sikap manusia yang menunjukkan adanya dampak tekanan emosional akibat perubahan iklim. 

Walaupun tidak secara langsung perubahan iklim dapat mengubah kepribadian seseorang, tetapi berbagai perubahan drastis lingkungan tempat tinggal akan berdampak pada aspek perekonomian masyarakat sehari-hari. Sebab, perubahan lingkungan akan berpengaruh pada pendapatan dan pekerjaan sehingga menimbulkan tekanan psikologis dan mental.

Fenomena tersebut menunjukkan adanya hubungan kuat antara kondisi lingkungan dan kesehatan mental masyarakat yang bermukim di kawasan itu. Keduanya bahkan dapat saling memengaruhi meskipun tak kasat mata. Misalnya peristiwa kekeringan hingga menyebabkan paceklik dapat mengganggu produksi pertanian akibat kurangnya suplai air. Hal ini akan berdampak pada penurunan pendapatan petani, risiko kelaparan, kekurangan gizi, hingga mempertajam tingkat kemiskinan di pedesaan lalu menyebabkan kondisi depresi dan kebingungan.

Membangun Ketahanan Mental Akibat Krisis Iklim 

Studi dari Universitas Sydney mengeksplorasi faktor-faktor yang dianggap efektif oleh peserta dalam membangun ketahanan terhadap dampak kesehatan mental dari perubahan iklim dan komponen keberhasilan yang diperlukan untuk pembangunan ketahanan masyarakat.

Peserta menggambarkan berbagai kegiatan yang dapat membangun ketahanan masyarakat desa dalam menghadapi krisis iklim seperti menjalankan program dan inisiatif yang mereka anggap membangun rasa kebersamaan kelompk. 

Mereka memprioritaskan perlunya tiga jenis tindakan komunitas seperti penyediaan dukungan yang dipimpin masyarakat umum, aksi iklim yang berfokus pada masyarakat, termasuk ketahanan yang inklusif dan demokratis serta perencanaan adaptasi, dan aksi iklim kolektif yang berfokus pada politik.

Peserta studi menggambarkan bagaimana tindakan dan perencanaan kolektif yang dipimpin oleh masyarakat dan memperkuat modal sosial dan relasional itu menimbulkan perasaan saling memiliki dan meningkatkan keterhubungan sosial secara informal.

Pada gilirannya, hal ini membantu mengatasi dampak kesehatan mental dan kesejahteraan dari perubahan iklim, sekaligus mendukung masyarakat untuk bersiap siaga menghadapi dampak tersebut.

Studi ini mengilustrasikan rancangan strategi untuk memitigasi risiko kesehatan mental dan kesejahteraan dari perubahan iklim dapat mengambil manfaat dari langkah di luar fokus kesehatan individu ke tindakan kolektif yang dipimpin dan diimplementasikan komunitas yang membangun jaringan komunitas.(M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya