Senin 27 Februari 2023, 09:11 WIB

Para Ahli Mengingatkan Perlu Langkah Serius untuk Mengatasi Limbah Plastik

Adiyanto | Weekend
Para Ahli Mengingatkan Perlu Langkah Serius untuk Mengatasi Limbah Plastik

Lillian SUWANRUMPHA / AFP
ilustrasi: Limbah plastik di Thailand

 

Penggunaan sampah plastik secara global kian mengkhawatirkan. Menurut penelitian yang dilaporkan Economist Impact dan The Nippon Foundation, jika mengacu pada tren saat ini penggunaan plastik di seluruh negara G20 akan meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2050 jika dibandingkan 2019, yakni mencapai 451 juta ton setiap tahun. Padahal, pada tahun 1950, hanya dua juta ton plastik yang diproduksi di seluruh dunia.

Oleh karena itu, para ahli berpendapat perjanjian untuk mengurangi plastik yang digagas PBB harus menjangkau lebih luas lagi dan menyeluruh. Menurut mereka, hanya perjanjian PBB yang berani dan ambisius dengan reformasi menyeluruh dari seluruh siklus plastik , yang dapat membendung krisis sampah dunia.

“Bahkan jika langkah-langkah yang dianggap memiliki potensi terbesar untuk mengurangi konsumsi plastik diterapkan, mereka tetap gagal mencegah peningkatan substansial dalam produksi dan penggunaan plastik,” demikian peringatan mereka dalam sebuah laporan yang dikeluarkan pada  Senin (27/2).

Setahun yang lalu, sebanyak 175 negara sepakat untuk mengakhiri polusi plastik dengan menyusun perjanjian PBB yang mengikat, yang dapat terwujud paling cepat akhir tahun 2024.

Di antara tindakan utama yang dinegosiasikan adalah larangan global terhadap barang-barang plastik sekali pakai, skema denda bagi pencemar, dan pajak atas produksi plastik baru.

“Tetapi, menurut para penulis penelitian, kebijakan ini dinilai belum cukup untuk mengurangi sampah plastik.

"Temuan ini menyoroti tingkat ambisi dan urgensi yang dibutuhkan di meja perundingan," kata rekan penulis Gillian Parker kepada AFP.

Laporan tersebut mencontohkan tiga pendekatan kebijakan -- semuanya sedang dibahas dalam pembicaraan PBB -- yang mencakup seluruh siklus penggunaan plastik, mulai dari produksi hingga pembuangan.

Larangan global terhadap plastik sekali pakai yang tidak perlu, termasuk kantong plastik dan plastik cotton buds, pada tahun 2050 akan memperlambat pertumbuhan konsumsi plastik hanya sebesar 14%

Apa yang disebut skema tanggung jawab produsen yang diperluas, yang menempatkan tanggung jawab pada industri, hampir tidak akan mengurangi proyeksi peningkatan penggunaan plastik, menguranginya dari 451 menjadi 433 juta ton.

“Dan bahkan pajak yang besar untuk resin plastic (bahan mentah untuk membuat plastic), hanya akan memangkas 10% dari proyeksi dasar sampai tahun 2050,” kata para peneliti.

Mereka menilai implementasi gabungan dari ketiga langkah tersebut masih akan memungkinkan konsumsi plastik tumbuh seperempat.

“Bahkan langkah-langkah yang tidak memadai ini menghadapi tantangan berat. Pasalnmya, para produsen, pengecer, badan industri, dan kelompok konsumen cenderung menentang sebagian atau semuanya,“  demikian menurut laporan tersebut.

"Industri sangat jelas mengatakan bahwa mereka menganggap pajak tidak produktif," kata Parker. “Pabrik bahkan kurang antusias dengan pengurangan produksi,” imbuhnya.

Upaya daur ulang plastik, laporan itu menunjukkan, juga belum memenuhi harapan, bahkan jika itu tetap menjadi bagian dari solusi.

Menurut Parker, lebih efisien mengintervensi di awal daripada di akhir.

Banyak negara kekurangan infrastruktur untuk menangani skala limbah plastik yang dihasilkan dan tetap lebih murah untuk memproduksi plastik murni daripada mendaur ulangnya.

Namun, Parker dan timnya, bagaimanapun, masih optimis. "Ini bukan masalah yang mustahil," katanya kepada AFP.

“Dengan intervensi yang mengikat dan dapat ditegakkan, serta insentif ekonomi yang tepat, masalah polusi plastik dapat dipecahkan, katanya. (AFP/M-3)

Baca Juga

Jim WATSON / AFP

Semua Kontrasepsi Hormonal Berpotensi Meningkatkan Risiko Kanker Payudara

👤Adiyanto 🕔Kamis 23 Maret 2023, 12:00 WIB
Studi tersebut juga menegaskan, seperti yang lainnya, bahwa risiko kanker payudara menurun pada tahun-tahun setelah seorang wanita berhenti...
AFP

Bahan Organik pada Asteroid Ryugu Bisa Menjelaskan Asal-usul Kehidupan di Bumi

👤Adiyanto 🕔Kamis 23 Maret 2023, 11:35 WIB
“Penemuan ini menawarkan bukti kuat bahwa salah satu komponen RNA telah tersedia di Bumi. bahkan sebelum munculnya...
Screenshot saat konferensi pers

Judul Kill Boksoon Terinspirasi dari Bibi Jeon Do-yeon 

👤Fathurrozak 🕔Kamis 23 Maret 2023, 11:00 WIB
Judul Boksoon rupanya diambil dari nama bibi Jeon Do-yeon. Nama itu diketahui sang sutradara ketika sedang berbincang dengan Do-yeon dan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya