Film panjang debut sutradara Makbul Mubarak, Autobiography, akan rilis di jaringan bioskop Indonesia pada 19 Januari. Setelah melewati serangkaian festival film internasional dan pemutaran spesial di beberapa kota lebih dulu, kini film yang dibintangi Kevin Ardilova itu siap menyapa penonton lebih luas.
Dalam konferensi pers yang berlangsung di XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, pada Selasa, (17/1), Makbul pun menjawab beberapa pertanyaan terkait film itu. Termasuk soal apa yang ingin ia soroti dalam film.
“Soal isme (paham) yang menjadikan itu pengaruh secara besar. Mengenai rezim 30 tahun yang mengatur kita, dan di rezim itu saya lahir. Jadi bukan soal instansi, tetapi soal paham besar yang mengatur masyarakat. Dan film ini terinspirasi dari pengalaman ketakutan masa kecil saya,” kata Makbul.
Meski secara gagasan cukup besar, Makbul mengatakan ia juga ingin menghadirkan film dari sudut pandang kesederhanaan. Lewat hubungan karakter sederhana yang membicarakan hal-hal keseharian.
“Saya ingin memotret satu hubungan sederhana antara majikan dan pembantu. Bisa bicara soal lapisan generasi dulu dan sekarang juga. Mencoba memotret banyak hal lewat dua orang sederhana. Film ini mengajak untuk melihat hal kecil seperti kopi, teh, dan catur. Dan apa yang dilewatkan dari momen kecil ini?” tuturnya.
Di film, latar waktu terjadi pada 2017. Bercerita tentang pensiunan jenderal yang kembali ke kampung halaman untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah. Makbul pun menanggapi terkait pemilihan latar waktu tersebut.
“Terjadi di 2017. Dan ternyata residu ketakutan itu masih ada. Awalnya memang berangkat dari ketakutan. Lalu, apakah ketakutan itu bereskalasi? Menurut saya, ketakutan itu seperti melingkar, tidak tahu ujungnya di mana. Itu juga yang menjadi pilihan saya dalam menentukan akhir cerita di film ini,” ujar Makbul.
Di salah satu adegan, ada hubungan yang sangat intim antara Purna (Arswendi Swara) dan Rakib (Kevin Ardilova). Dalam mengambil adegan ini, Makbul mematikan layar monitor dan seluruh kru tidak diperkenankan menonton. Saat pengambilan adegan itu, hanya ada Makbul dan sinematografer Wojciech StaroĊ. Selain mereka berdua, hanya penyunting gambar yang melihat sebelum film tayang.
“Saya tertarik mengeksplorasi hubungan Rakib dan Purna. Ada generasi dulu yang mencoba menulis otobiografinya ke generasi muda. Dan ada generasi muda yang sadar, tidak semuanya itu harus ditelan mentah-mentah,” tutup Makbul.
(M-4)