Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
Sebuah studi yang diterbitkan pada jurnal Science, Kamis (5/1) mengungkapkan bahwa setengah dari gletser (bongkahan es) di Bumi, bakal mencair pada akhir abad ini karena perubahan iklim. Menurut studi tersebut, solusinya adalah dengan membatasi laju pemanasan global.
Temuan itu memberikan pandangan paling komprehensif sejauh ini tentang masa depan 215.000 gletser yang ada di dunia. Para peneliti menekankan pentingnya membatasi emisi gas rumah kaca untuk membatasi konsekuensi atau dampak dari pencairan gletser, seperti kenaikan permukaan laut dan menyusutnya sumber daya air.
Untuk membantu mengarahkan para pembuat kebijakan, penelitian ini melihat dampak dari empat skenario pada gletser, di mana perubahan suhu rata-rata global adalah 1,5 derajat Celsius (2,7 derajat Fahrenheit), 2,0C, 3,0C, dan 4,0C.
"Setiap kenaikan derajat menghasilkan lebih banyak pencairan dan kerugian," kata Regine Hock dari University of Oslo dan University of Alaska Fairbanks, salah satu penulis studi tersebut.
Bahkan jika kenaikan suhu global dibatasi hingga 1,5C di atas tingkat pra-industri seperti yang telah disepakati pada KTT Iklim di Paris 2015, para peneliti memperkirakan 49% gletser dunia akan lenyap pada tahun 2100.
“Itu akan mewakili sekitar 26% dari massa gletser dunia karena gletser terkecil akan terkena dampak pertama,” tulis studi tersebut.
Suhu rata-rata global saat ini diperkirakan meningkat sebesar 2,7C yang akan mengakibatkan hilangnya gletser di Eropa Tengah, Kanada Barat, dan benua Amerika Serikat dan Selandia Baru.
"Daerah dengan es yang relatif sedikit seperti Pegunungan Alpen Eropa, Kaukasus, Andes, atau AS bagian barat, kehilangan hampir semua gletsernya pada akhir abad ini, apa pun skenario emisinya," kata Hock. "Jadi gletser itu, kurang lebih akan hancur."
Di bawah skenario terburuk -- kenaikan suhu global sebesar 4,0C -- gletser raksasa seperti yang ada di Alaska akan lebih terpengaruh dan 83% gletser akan hilang pada akhir abad ini.
Gelombang dahsyat
Hilangnya gletser juga akan meningkatkan permukaan air laut.
"Gletser yang kita pelajari hanya satu persen dari semua es di Bumi," kata Hock, "jauh lebih sedikit daripada lapisan es Greenland dan lapisan es Antartika.
"Tapi mereka telah berkontribusi terhadap kenaikan permukaan laut hampir sama besarnya dengan lapisan es di Greenland dan Antartika dalam tiga dekade terakhir," katanya.
Pemanasan 1,5C akan menyebabkan kenaikan permukaan laut rata-rata sembilan sentimeter sedangkan jika suhu 4,0C lebih tinggi akan menyebabkan kenaikan permukaan laut 15 sentimeter.
Kedengarannya tidak terlalu banyak, cuma sembilan sentimeter hingga 15 sentimeter. Namun, kata Hock, bukan permukaan laut global yang menjadi perhatian mereka. “Sebagian besar terkait gelombang yang berpotensi menyebabkan lebih banyak kerusakan,” ujarnya.
Hilangnya gletser juga akan berdampak pada sumber daya air karena menyediakan air tawar bagi sekitar dua miliar orang. "Gletser mengompensasi hilangnya air di musim panas saat tidak banyak hujan dan panas," kata Hock.
Proyeksi studi tersebut, yang lebih pesimis dibandingkan para ahli iklim PBB, diperoleh melalui pengamatan massa setiap gletser selama beberapa dekade dan simulasi komputer.
Terlepas dari temuan yang mengkhawatirkan, Hock mengatakan, "Kehilangan massa es dapat dikurangi dengan tindakan manusia. "Jika itu terjadi tentu saja tergantung pada pembuat kebijakan,” ujarnya. (AFP/M-3)
Pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca meningkat, anggaran karbon Bumi diperkirakan akan habis dalam waktu 3 tahun ke depan.
Meski dunia menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat celcius, pencairan lapisan es di dunia tetap melaju tak terkendali.
Peningkatan suhu juga sangat dipengaruhi oleh emisi gas rumah kaca (GRK), seperti karbon dioksida yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Penyebab Pemanasan Global: Faktor & Dampak Buruknya. Pemanasan global mengkhawatirkan? Pelajari penyebab utama, faktor pendorong, dan dampak buruknya bagi bumi. Temukan solusinya di sini!
Terwujudnya Taman Kehati diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan ekosistem.
Gambar satelit NASA menunjukkan dampak pemanasan global di Alaska. Di mana lapisan salju tahun lalu telah menghilang dan menyisakan hamparan tanah kosong yang luas.
Okjökull, gletser di Islandia yang dulunya menutupi 39 km², secara resmi dinyatakan mati pada tahun 2014 karena esnya terlalu tipis untuk bergerak.
Penelitian terbaru menggunakan model komputer untuk memprediksi aliran air di bawah lapisan es Antartika, yang mempengaruhi pergerakan gletser menuju samudra.
Tahukah Anda bahwa gletser raksasa pernah menutupi hampir seluruh permukaan Bumi, bahkan hingga mencapai khatulistiwa?
Sebuah satelit NASA menangkap gambar fenomena atmosfer langka di atas Gletser Pine Island di Antartika, yang tampak seperti gletser yang "berasap."
Berdasarkan penelitian terbaru, Es Antartika mengalami penurunan yang sangat besar pada musim panas ini dan kemungkinan mencair hingga tingkat minimumnya
September 2023, gletser yang mencair di Greenland memicu longsor besar berakibat mega-tsunami setinggi 650 kaki, diikuti dengan getaran misterius yang berlangsung selama 9 hari.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved