Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
TIM ilmuwan dari University of Washington dan sejumlah lembaga mitra berhasil merekam proses runtuhnya gletser (calving) di Greenland Selatan dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Mereka memasang kabel serat optik sepanjang 10 kilometer di dasar fjord Eqalorutsit Kangilliit Sermiat. Serat optik ini untuk memantau getaran dan suhu air selama tiga minggu.
Hasilnya mengejutkan, runtuhnya gletser ternyata tidak hanya memicu gelombang besar di permukaan seperti tsunami. Runtuhnya gletser itu menciptakan gelombang internal raksasa setinggi gedung pencakar langit di bawah air. Gelombang ini mengaduk lapisan air hangat dan dingin, sehingga mempercepat pencairan es dari bawah permukaan.
Penelitinya, yaitu Dominik Gräff, peneliti pascadoktoral di University of Washington menganalogikan peristiwa ini seperti seseorang yang sedang mengaduk minuman di dalam gelas. “Efek ini seperti mengaduk minuman dengan sendok. Lapisan pelindung di sekitar es hilang, dan es mencair lebih cepat,” jelas Gräff.
Peneliti menemukan peristiwa besar seperti ini bisa terjadi setiap beberapa jam sekali. Jika dibiarkan, pencairan es Greenland dapat meningkatkan permukaan laut hingga 7,5 meter, yang berisiko menenggelamkan wilayah pesisir dan mengganggu sirkulasi laut global.
Selain itu, serat optik ini memberi gambaran yang jauh lebih detail dibanding metode lama. Data yang dihasilkan dapat membantu memperbaiki model prediksi dan sistem peringatan dini untuk tsunami akibat runtuhnya gletser di fjord sempit.
Penulis pendamping pada riset ini, yaitu Brad Lipovsky, ahli geofisika dari University of Washington menyatakan bahwa penelitian ini berhasil membuktikan proses runtuhnya gletser yang sebelumnya hanya sebatas teori.
Brad menegaskan pemahaman mendalam mengenai proses ini sangat penting untuk memprediksi kenaikan permukaan laut dan dampaknya bagi masyarakat.
“Kami kini bisa melihat proses yang sebelumnya hanya sebatas teori. Memahami proses ini penting agar kita bisa memprediksi kenaikan permukaan laut dan dampaknya bagi masyarakat.” ujar Brad.
Tak hanya itu, Brad juga menjelaskan penggunaan serat optik dalam sains gletser merupakan revolusi teknologi yang makin mudah diakses dalam satu dekade terakhir. Dengan adanya ini, sekarang kabel dapat dipindahkan, disambungkan, dan dibiarkan terpasang dalam jangka panjang. Sehingga ilmuwan bisa memantau fjord melalui berbagai musim, badai, dan gelombang panas, serta merekam perubahan halus yang mendorong gletser mendekati titik kritis.
“Kami sekarang memiliki data nyata yang mendukung gagasan yang dulu hanya berupa ide,” ujarnya. (Earth/Z-2)
Okjökull, gletser di Islandia yang dulunya menutupi 39 km², secara resmi dinyatakan mati pada tahun 2014 karena esnya terlalu tipis untuk bergerak.
Penelitian terbaru menggunakan model komputer untuk memprediksi aliran air di bawah lapisan es Antartika, yang mempengaruhi pergerakan gletser menuju samudra.
Tahukah Anda bahwa gletser raksasa pernah menutupi hampir seluruh permukaan Bumi, bahkan hingga mencapai khatulistiwa?
Sebuah satelit NASA menangkap gambar fenomena atmosfer langka di atas Gletser Pine Island di Antartika, yang tampak seperti gletser yang "berasap."
Berdasarkan penelitian terbaru, Es Antartika mengalami penurunan yang sangat besar pada musim panas ini dan kemungkinan mencair hingga tingkat minimumnya
Studi terbaru mengungkap sejak 2015, Antartika telah kehilangan es laut seluas Greenland dan mengalami peningkatan kadar garam di laut permukaan.
Menlu Denmark memanggil Dubes AS menanggapi laporan intelijen AS diarahkan untuk fokus ke Greenland, menyusul ancaman Donald Trump untuk menguasai pulau Arktik itu.
Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, menegaskan Greenland tidak akan diserahkan kepada Amerika Serikat di tengah tekanan dari Donald Trump dan pejabat AS.
Trump telah menyuarakan keinginannya untuk mencaplok Greenland sejak Desember 2024.
Presiden Vladimir Putin menegaskan komitmen Rusia untuk memperkuat posisinya di Arktik di tengah meningkatnya persaingan geopolitik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved