Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ternyata Ada Korelasi Antara Libido Rendah dan Risiko Kematian

Devi Harahap
19/12/2022 23:31
Ternyata Ada Korelasi Antara Libido Rendah dan Risiko Kematian
Riset di Jepang mendapati libido rendah pada pria pengaruhi risiko kematian.(122RF)

Sebuah studi oleh para ilmuwan Yamagata University mengungkapkan rendahnya dorongan seks (libido) menjadi faktor utama yang menyebabkan tingginya risiko angka kematian kaum pria di Jepang. 

Penelitian tersebut melibatkan 20.269 orang yang terdiri dari 8.556 laki-laki dan 12.411 perempuan dengan usia di atas 40 tahun. Para peneliti kemudian melakukan pengujian mengenai kesehatan para peserta serta tingkat minat mereka akan aktivitas seksual. 

Selanjutnya, peneliti meningkatkan pengujian dengan melihat korelasi pada kematian yang disebabkan oleh kanker, penyakit kardiovaskular, serta kondisi kesehatan lainnya.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa semua penyebab kematian yang secara signifikan lebih tinggi ditemukan pada pria yang tidak memiliki minat seksual. 

Kondisi ini tetap berlaku walaupun telah memperhitungkan berbagai faktor seperti usia, diabetes, hipertensi, dislipidemia, merokok, asupan alkohol, BMI, pendidikan, status perkawinan, frekuensi tawa, dan tekanan psikologis. Uniknya, hal tersebut ternyata tidak ditemukan pada perempuan. 

Sedangkan penelitian yang sama terdapat kelompok perempuan dengan minat seks yang lebih rendah dua kali lipat dari pria. Meskipun aktivitas seksual dan kepuasan seksual dianggap bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan psikologis pada kelompok perempuan, hasil menunjukkan tidak terdapat faktor kuat yang menyebabkan kematian.

"Studi ini adalah yang pertama secara prospektif memeriksa hubungan antara minat seksual dan semua penyebab kematian, dan kematian kardiovaskular dan kanker pada populasi berbasis komunitas," tulis penulis penelitian seperti dilansir dari IFL Science pada Minggu, (18/12).

Lebih lanjut para peneliti melihat minat yang rendah terhadap aktivitas seks di kalangan pria Jepang terkait dengan gaya hidup yang tidak sehat. Ada kemungkinan pria dengan dorongan seks rendah merasa tidak bersemangat tentang urusan kamar tidur karena mereka juga mengalami masalah dengan sistem kekebalan, peradangan, dan sistem neuroendokrin yang menyebabkan rentan terhadap penyakit.

Diketahui bahwa kondisi kesehatan mental seperti depresi juga dapat mempengaruhi libido seseorang dan berhubungan dengan kematian, kondisi itu justru tidak terjadi pada kelompok perempuan yang tidak berminat dengan aktivitas seks. Penelitian menekankan bahwa studi ini hanya mengamati orang yang tinggal di satu prefektur Jepang, artinya hasil yang didapatkan mungkin tidak berlaku untuk seluruh negara. 

Para peneliti sendiri berharap adanya inisiatif dari pemerintah untuk menginformasikan pentingan aktivitas seksual yang sah sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Hal itu menurut mereka sudah dilakukan di negara-negara lain. Terakhir, perlu juga dipertimbangkan bagaimana penelitian ini hanya melibatkan sekitar 200 orang LGBTQ+, yang menurut para peneliti tidak cukup banyak orang untuk membuat kesimpulan yang lebih kuat. 

"Pemerintah Kanada, melalui materi promosi kesehatan masyarakat, telah mulai mendukung aktivitas seksual sebagai salah satu elemen untuk meningkatkan kesehatan," tulis studi tersebut.

Sedangkan di Jepang, ada lebih banyak prasangka tentang seks di kalangan orang tua daripada di dunia Barat. Para peneliti berharap temuan tersebut bisa membantu pemerintah dan berbagai stakeholders mempromosikan kesehatan masyarakat melalui advokasi seksualitas di Jepang. (M-2) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya