Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ilmuwan Jepang Ciptakan Avatar Buddha Digital

Adiyanto
18/10/2022 18:45
Ilmuwan Jepang Ciptakan Avatar Buddha Digital
Perangkat lunak ini menggunakan sistem dialog kecerdasan buatan yang dijuluki 'Buddhabot'(Behrouz MEHRI/AFP)

Apa arti dari kebahagiaan? Mengapa tidak bertanya kepada AI Buddha, alat buatan peneliti Jepang yang membawa bimbingan spiritual dari kitab suci kuno ke ponsel cerdas Anda.

Perangkat lunak yang dikembangkan bersama oleh tim akademisi agama dan komputasi di Universitas Kyoto ini telah diprogram untuk menghafal sekitar 1.000 ajaran dari teks-teks Buddhis seperti Sutta Nipata dan Dhammapada.

Pengguna yang mencari ‘pencerahan’ dapat bertanya pada avatar Buddha yang muncul di layar ponsel mereka.

"Pertajam pengamatan Anda dan jelajahi berbagai alasan di balik penderitaan yang terjadi. Hanya dengan begitu Anda dapat mengalami kebahagiaan," demikian jawaban yang diterima AFP atas pertanyaan di atas, saat menjajal alat tersebut.

Latar belakang augmented reality menunjukkan Buddha berukuran kecil duduk bersila di dalam lingkup kehidupan nyata yang ditangkap oleh kamera perangkat di ponsdel pengguna. Mirip permainan pokemon go.

Sistem dialog kecerdasan buatan yang dijuluki "Buddhabot" berada di balik teknologi tersebut, saat ini masih dalam tahap pengujian dan belum tersedia untuk umum.

Aplikasi meditasi smartphone telah menjadi sangat populer di seluruh dunia. Perangkat ini menawarkan layanan audio khusus, untuk berbagai  situasi mulai dari mengatasi duka hingga melewati hari yang sulit di tempat kerja.

“AI Buddha, yang dikembangkan dengan bantuan perusahaan IT, juga dimaksudkan sebagai pengalihan terapi dari "dunia nyata yang semakin menegangkan", dari Covid-19 hingga perang di Ukraina, “ kata Seiji Kumagai, pengembang utama perangkat lunak di Universitas Kyoto.

"Kitab Buddha mewakili kebijaksanaan zaman kuno," kata profesor asosiasi studi Buddhis dan Tibet itu kepada AFP.

"Tujuan kami adalah agar orang-orang menerapkan kebijaksanaan lama dalam kehidupan mereka di masyarakat modern ini, dan mencari cara untuk menjadi lebih bahagia," tambahnya.

Kumagai mengatakan alat itu bisa menjadi langkah menuju dunia spiritual yang digerakkan oleh metaverse , sebuah alternatif potensial untuk ‘menggantikan’ banyak kuil di Jepang, yang jumlahnya diperkirakan akan menurun karena menyusutnya jumlah populasi.

Perlu penyempurnaan

Tetapi sebelum ‘Buddha digita’l ini dapat dipublikasikan, masih banyak pekerjaan diperlukan untuk memperbaiki kesalahan tata bahasa dan kontekstual yang terkadang membuat jawabannya tidak masuk akal.

Ini bisa menyesatkan dan bahkan berbahaya, kata Kumagai, memperingatkan bahwa dalam bentuknya yang sekarang, perangkat lunak ini dapat "mengarahkan orang ke jalan yang salah".

"Bagaimana jika, misalnya, orang-orang dengan pikiran untuk bunuh diri berkonsultasi dengan avatar Buddha... dan mengikuti dorongan itu berdasarkan apa yang telah diberitahukan kepada mereka?"

Pada Selasa (18/10) sebuah lokakarya diadakan di Universitas Kyoto sebagai bagian dari proses pengujian alat tersebut yang melibatkan mahasiswa dan anggota fakultas.

Yuya Ohara, seorang pelajar dan penggemar sepak bola berusia 19 tahun, bertanya kepada Sang Buddha bagaimana cara menjadi seorang pemain sepak bola yang ideal, yang dijawab oleh Buddha: "Abaikan sifat posesif Anda."

"Saya akan menertawakannya jika jawaban itu datang dari teman-teman saya. Tapi karena itu dari Buddha, saya lebih berpikiran terbuka," ujarnya. (AFP/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya