Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Gunung Merapi yang mengalami erupsi cukup dahsyat pada 1994 tidak hanya dan memakan korban jiwa. Letusan itu juga ikut merusak habitat asli anggrek hutan di kawasan lereng selatan gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut.
Salah seorang pria asal Yogyakarta, Musimin tidak tinggal diam melihat kerusakan itu. Dia berinisiatif menyelamatkan beberapa sisa varietas anggrek hutan yang masih selamat. Sudah lebih dari 25 tahun dia membudidayakan anggrek hutan demi kelestarian tanaman tersebut.
Pria 56 tahun yang bekerja sebagai petani ini adalah seorang konservasionis otodidak dalam tumbuhan anggrek. Meski tak pernah mengenyam latar belakang pendidikan formal dalam bidang botani, dia telah mendedikasikan dirinya untuk membudidayakan tanaman yang dia bandingkan setara dengan batu permata.
Musimin pun jadi tahu nama-nama latin dari jenis anggrek, bagaimana cara mengembangbiakkan di habitatnya dengan baik, hingga mengetahui jenis-jenis anggrek beserta cara hidup anggrek yang berbeda-beda.
Musimin membudidayakan anggrek hutan Gunung Merapi di halaman rumahnya. Dia juga telah menjalankan misi pelestarian lingkungan dan mengajak semua orang menyelamatkan bunga eksotis yang unik yang terletak di tanah pinggiran Yogyakarta ini.
Pada 1996, Musimin mulai mengembangbiakkan tujuh spesies anggrek. Setelah itu, tepatnya pasca-erupsi Merapi 2010, Musimin kembali belajar banyak tentang anggrek bersama dengan seorang peneliti tanaman ini, Sulistyono.
"Saya ingat anggrek dulu melimpah di hutan," katanya seperti dilansir dari AFP pada Senin (19/9).
"Penduduk setempat dari desa-desa sekitar dapat mengambil anggrek apa pun yang mereka inginkan, dan mereka menjual bunganya di tujuan wisata terdekat."
Namun tanaman anggrek hutan banyak yang rusak akibat awan abu letusan gunung Merapi. Musimin pun mulai menyelamatkan kekayaan endemik hutan yang layu tersebut. Selama bertahun-tahun dia membangun dua rumah kaca bambu (green house) di mana dia bisa melestarikan ratusan jenis anggrek dan dapat dibiakkannya menjadi berlipat.
Dia tak lelah keluar masuk hutan untuk mencari anggrek liar yang masih tersisa dan membudidayakannya di rumah kaca, untuk kemudian dikembalikan lagi ke alam.
Letusan Merapi telah menewaskan sekitar 60 orang dan menghancurkan ribuan hektare hutan ketika erupsi pada tahun 1994. Letusan lain pada tahun 2010 menewaskan lebih dari 300 orang dan mendatangkan malapetaka di sejumlah desa.
"Hutan di dekat rumah saya terbakar kering dan anggrek yang biasa saya temukan hilang. Saya menyesal tidak memelihara satu atau dua dari mereka," kata Musimin mengingat tentang tragedi Merapi 1994.
Hal itu mendorongnya untuk bergabung bersama pemerintah setempat dalam upaya menemukan beberapa anggrek yang masih hidup pasca erupsi tersebut. Dia dan beberapa tentangga serta pemerintah setempat menjelajahi hutan dan mencari anggrek yang masih tersisa. Hingga saat ini, Musimin telah berhasil mengumpulkan setidaknya lebih dari 90 spesies anggrek endemik Merapi.
Pelopor konservasi
Sekarang Musimin lebih banyak bekerja sendiri dan menginginkan agar bunga anggrek bisa kembali ke habitat aslinya di hutan, dia lebih memilih untuk membiarkan anggrek bermekaran di hutan atau di kebun daripada mencoba menjual dan mengambil keuntungan darinya.
Bunga anggrek yang dia budidayakan tentu menarik perhatian para kolektor bunga. Tapi, Musimin punya kebijakan tegas menolak orang-orang yang mau membelinya meskipun harga yang ditawarkan fantastis.
“Sekarang banyak orang memilih untuk memetik dan menjual anggrek dari hutan. Menurut saya pribadi anggrek lebih baik di habitatnya, di mana mereka bisa hidup sebagai mahkota hutan,” katanya.
Meski menolak jual beli bungga anggrek, menariknya, Musimin membuka sistem adopsi anggrek bagi masyarakat sejak. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara mengajak masyarakat untuk turut serta dan berkontribusi dengan melakukan konservasi lingkungan.
Konsepnya pun cukup unik karena masyarakat diminta untuk memilih anggrek spesies Merapi yang akan dilepas di hutan dan memberikan dana perawatan kepada Musimin. Jadi, anggrek tidak dibawa pulang, tapi dikembalikan ke habitatnya dalam hutan biar tetap lestari.
Juru bicara Taman Nasional Gunung Merapi, Akhmadi mengatakan bahwa Pusat anggrek lain yang dijalankan oleh penduduk setempat yang belajar tentang konservasi dari Musimin telah bermunculan di hutan sekitar gunung berapi,
“Dia memang pelopor konservasi anggrek di Gunung Merapi. Karya dan dedikasinya menjadi contoh bagi kelompok-kelompok lain yang bekerja sama dengan kami, banyak juga dari mereka yang telah mengembangkan dan meniru lebih lanjut program-program Musimin,” katanya.
Semangat dan antusias masyarakat yang kini telah berpartisipasi dalam upaya pelestarian lingkungan, menjadikan ayah dua anak ini ingin melanjutkan warisan penyelamatan anggreknya dengan mengajarkan tentang pengetahuan botani otodidak kepada cucunya yang sering ia bawa ke hutan.
"Saya sudah memperkenalkan anggrek kepada cucu saya sedini mungkin.Siapa tahu, dia bisa menjadi penerusku," ujarnya. (M-4)
PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) menyelenggarakan serangkaian kegiatan lingkungan bertema Beat Plastic Pollution atau Hentikan Polusi Plastik.
Sebagai bentuk implementasi nyata dari komitmen terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), Krakatau Posco menjalankan program konservasi mangrove di Desa Lontar, Serang
Hotel ibis Palembang Sanggar dengan bangga mengumumkan keberhasilan meraih sertifikasi Green Key, sebuah penghargaan prestisius bertaraf internasional
Kepolisian RI dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk sinergi dalam penegakan hukum guna memastikan kelestarian lingkungan hidup Indonesia.
Medco Energi Internasional melalui Medco E&P Natuna Ltd mengembangkan Sekolah Adiwiyata di Kepulauan Anambas, wilayah terluar Indonesia di Laut Natuna, Kepulauan Riau.
Peringatan Hari Bumi atau Earth Day yang jatuh setiap tanggal 22 April menjadi momen penting untuk merefleksikan hubungan manusia dengan planet ini.
Puan Maharani menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto karena memberikan karangan bunga anggrek pada perayaan hari ulang tahun ke-78 Megawati.
Jelita, ada banyak kejutan soal merek-merek lokal, termasuk kosmetik asal negeri sendiri yang ternyata juara loh!
Pelepasan ekspor ini dihadiri oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; Bupati Malang; Kepala Bea Cukai Malang; Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sebanyak 95% spesies anggrek yang berasal dari Indonesia belum dievaluasi status konservasinya oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List.
LOVE Letter for Wamena, mengungkapkan kecintaan Desainer Didiet Maulana atas indahnya banyak hal menarik di Wamena, Papua. Kemudian ia pun menuangkan keindahan tersebut
Aglaonema Park ialah satu kawasan wisata yang menampilkan koleksi 90.000 tanaman Aglaonema yang terdiri dari 209 spesimen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved